Agar Go Internasional, Pentingnya Edukasi Wastra untuk Desainer

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 25 April 2018 07:35 WIB

Pesona Wastra Nusantara

TEMPO.CO, Jakarta - Kain tradisional Indonesia yang memiliki makna dan simbol tersendiri, wastra, tidak sebatas pada batik tetapi juga banyak kain tradisional lainnya yang mulai dikenal masyarakat dunia, seperti kain tenun. Ada pendapat bahwa mengenakan kain tradisional terlalu etnik, atau bahkan seperti seragam sehingga susah diterima oleh masyarakat internasional. Selain itu, kain tradisional memiliki makna tertentu yang sudah menjadi pakem dari nenek moyang sehingga untuk menggunakannya perlu hati-hati. Baca: Ussy Sulistiawaty Lawan Fobia Kolam Renang Demi Eksplorasi Anak

Seorang desainer juga perlu memperhatikan etika saat merancang busana dengan kain tradisional. Bahkan, terkadang etika ataupun aturan dalam penggunaan kain tradisional menjadi hal yang ditakuti desainer. Hal itu bisa mengurungkan niat untuk mencoba merancang busana dengan kain tradisional.

An antique batik cloth with "Ayam Alas Gunung Jati" motif at Puspa Pesona Wastra exhibition at National Jakarta (4/4). TEMPO/Dwianto Wibowo

Presiden Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengungkapkan bahwa perancangan busana berbahan dasar kain daerah perlu perhatian dan pemahaman yang benar. Desainer juga harus tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, atau bagaimana dari tidak boleh menjadi boleh. “Edukasi ini dibutuhkan tidak hanya untuk masyarakat, namun juga para pembuat fashion sendiri," katanya. Baca: Dahsyat: 2 Gram Teh Putih Setara 12 Gelas Jus Jeruk

Batik di Jawa ada yang digunakan khusus untuk memperingati kematian serta upacara adat lainnya. Bahkan, batik motif Parang tidak boleh dipakai oleh kaum awam ketika berada di keraton, karena motif Parang hanya digunakan oleh keturunan raja. Jadi, sebaiknya desainer juga perlu mengerti pakem batik karena merusak pakem juga tidak bijak karena dapat mengurangi nilai budaya itu. “Misalnya, batik sudah susah dibuat, digunting-gunting, digabungan-gabungkan dengan renda. Desainer yang memiliki pendidikan harus memahami hal tersebut. Jika ingin menyatukan pun harus dengan jeli agar tidak saling menabrak,” kata Poppy. Baca: 5 Hal Ini Sering Membuat Tidak Nyaman Saat Berhubungan Seks

Menurut Poppy, produk dalam negeri yang berbasis kebudayaan berarti dia tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Oleh karena itu, sustainable fashion itu benar sekali, serta dapat membantu memperkuat Usaha Kecil Menengah di daerah, seperti perajin kain tradisional. “Tanpa menggunakan edukasi berbasis kebudayaan, kita tidak mampu bersaing dengan merek terkenal lainnya seperti Channel, Gucci yang sudah menjadi industri,” katanya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

3 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

4 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

4 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

5 Desain Mendiang Roberto Cavalli: Jam Tangan Cleopatra Hingga Tas Macan Tutul

7 hari lalu

5 Desain Mendiang Roberto Cavalli: Jam Tangan Cleopatra Hingga Tas Macan Tutul

Roberto Cavalli, desainer legendaris asal Italia meninggal dunia 2 pekan lalu. Tepatnya pada 12 April 2024 diusianya ke 83 tahun.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

8 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

9 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

10 hari lalu

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

Desainer ternama Tory Burch masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2024 versi majalah TIME. Siapa dia?

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

12 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

20 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

37 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya