Anda Sering Cemas Seperti Ryan Reynolds ? Intip Perjuangannya

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 5 Mei 2018 10:11 WIB

Aktor Ryan Reynolds menyentuh bintang bertuliskan namanya di Hollywood Walk of Fame di California, AS, 15 Desember 2016. Aktor yang memainkan peran Deadpool ini merayakan keberhasilannya mendapatkan penghargaan Hollywood Walk of Fame, bersama keluarganya. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Ryan Reynolds terlihat begitu percaya diri saat muncul dalam film Deadpool 2. Namun, ternyata sang aktor juga memiliki masalah kecemasan. "Aku memiliki kecemasan. Aku selalu cemas, termasuk soal hal yang ringan," kata dia.

Rasa cemas salah satunya muncul kala dia harus berakting dalam Deadpool 2. Tekanan tentu saja berat untuknya dan tekanan ini membebani Ryan Reynolds. "Ketika ada harapan yang tertanam, otak Anda selalu memproses itu sebagai bahaya," kata dia kepada New York Times. Baca: Kenali Gejala Gangguan Kecemasan Ini

Kendati begitu, Ryan mengaku mampu mengatasi kecemasannya, salah satunya menyalurkannya melalui peran yang dimainkan dalam film. Kecemasan Reynolds juga terjadi saat usianya masih muda, 20 tahunan. Itu adalah fase nyata yang harus dia hadapi. "Aku berpesta dan hanya berusaha membuat diriku menghilang sejenak," kata dia.

Film fiksi ilmiah The Green Lantern yang dibintangi Ryan Reynolds mempertemukannya dengan aktris Blake Lively yang kini menjadi istrinya. Namun saat itu Reynolds telah menjadi suami dari Scarlett Johansson, dan pernikahan tersebut kandas kurang dari setahun dari film itu dirilis. Impawards.com

Dia mengatakan seringkali bangun di tengah malam karena rasa cemas menghantuinya. Ryan Reynolds muda mencoba mengatasi itu. Seiring berjalannya waktu, dia mulai bekerja lebih mantap di Hollywood dan berperan sebagai tokoh utama dalam beberapa film. Tetapi untuk semua kesuksesannya, ada kegagalan, salah satunya Green Lantern pada 2011. Namun, pengalaman itu tak membuatnya menyerah. Baca: Anak Orang Kaya Juga Bisa Kena Stunting, Ini Alasannya

Pada November 2015, pakar kesehatan jiwa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokeran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Presiden ASEAN Federation of Psychiatry and Mental Health (AFPMH), Danardi Sasrosumihardjo, mengatakan gejala ganguan cemas banyak dialami oleh manusia zaman sekarang.

Advertising
Advertising

Lingkungan yang dinamis, gaya hidup kaum urban yang serba cepat bisa menjadi faktor penyebab munculnya gangguan kecemasan. Belum lagi ditambah dengan kondisi spesifik yang berkaitan genetik atau kepribadian seseorang. “Kecemasan merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala sistem saraf otonom di dalam tubuh. Biasanya kecemasan itu ditandai dengan dua komponen gejala yaitu gejala fisik dan gejala psikologis,” kata Danardi. Baca: Pria yang Rutin Konsumsi Aspirin, Waspada Terkena Melanoma

Ryan Reynolds. REUTERS/Regis Duvignau

Gejala fisik yang disebabkan oleh kecemasan itu antara lain jantung berdebar, diare, pusing, berkeringat dingin, sesak napas, mual. Untuk gejala psikologis, seperti perasaan khawatir, was-was, gugup atau ketakutan.Dalam praktik sehari-hari, beberapa diagnosis gangguan cemas yang sering ditemukan adalah gangguan cemas menyeluruh, gangguan cemas panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pasca trauma, fobia sosial dan fobia spesifik. Baca: Jokowi Harus 'Menyontek' untuk Main 3 Permainan Tradisional Ini

“Sebenarnya, tiap manusia mempunyai karakter dan memiliki berbagai mekanisme defence, di mana akan membentuk pola yang bersangkutan dalam menghadapi kecemasan yang dialami. Jika karakter yang dimiliki positif dan mekanisme defence yang digunakan tepat, maka individu tersebut bisa menghadapi dan mengendalikan gangguan dengan baik, namun apabila terjadi kebalikannya maka bisa menimbulkan rasa kecemasan atau ketegangan yang terus-menerus,” tambah Danardi.

Berita terkait

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

1 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

3 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

6 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

8 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

8 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

8 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya