Anda Sering Cemas Seperti Ryan Reynolds ? Intip Perjuangannya
Reporter
Antara
Editor
Mitra Tarigan
Sabtu, 5 Mei 2018 10:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Ryan Reynolds terlihat begitu percaya diri saat muncul dalam film Deadpool 2. Namun, ternyata sang aktor juga memiliki masalah kecemasan. "Aku memiliki kecemasan. Aku selalu cemas, termasuk soal hal yang ringan," kata dia.
Rasa cemas salah satunya muncul kala dia harus berakting dalam Deadpool 2. Tekanan tentu saja berat untuknya dan tekanan ini membebani Ryan Reynolds. "Ketika ada harapan yang tertanam, otak Anda selalu memproses itu sebagai bahaya," kata dia kepada New York Times. Baca: Kenali Gejala Gangguan Kecemasan Ini
Kendati begitu, Ryan mengaku mampu mengatasi kecemasannya, salah satunya menyalurkannya melalui peran yang dimainkan dalam film. Kecemasan Reynolds juga terjadi saat usianya masih muda, 20 tahunan. Itu adalah fase nyata yang harus dia hadapi. "Aku berpesta dan hanya berusaha membuat diriku menghilang sejenak," kata dia.
Dia mengatakan seringkali bangun di tengah malam karena rasa cemas menghantuinya. Ryan Reynolds muda mencoba mengatasi itu. Seiring berjalannya waktu, dia mulai bekerja lebih mantap di Hollywood dan berperan sebagai tokoh utama dalam beberapa film. Tetapi untuk semua kesuksesannya, ada kegagalan, salah satunya Green Lantern pada 2011. Namun, pengalaman itu tak membuatnya menyerah. Baca: Anak Orang Kaya Juga Bisa Kena Stunting, Ini Alasannya
Pada November 2015, pakar kesehatan jiwa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokeran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Presiden ASEAN Federation of Psychiatry and Mental Health (AFPMH), Danardi Sasrosumihardjo, mengatakan gejala ganguan cemas banyak dialami oleh manusia zaman sekarang.
Lingkungan yang dinamis, gaya hidup kaum urban yang serba cepat bisa menjadi faktor penyebab munculnya gangguan kecemasan. Belum lagi ditambah dengan kondisi spesifik yang berkaitan genetik atau kepribadian seseorang. “Kecemasan merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala sistem saraf otonom di dalam tubuh. Biasanya kecemasan itu ditandai dengan dua komponen gejala yaitu gejala fisik dan gejala psikologis,” kata Danardi. Baca: Pria yang Rutin Konsumsi Aspirin, Waspada Terkena Melanoma
Gejala fisik yang disebabkan oleh kecemasan itu antara lain jantung berdebar, diare, pusing, berkeringat dingin, sesak napas, mual. Untuk gejala psikologis, seperti perasaan khawatir, was-was, gugup atau ketakutan.Dalam praktik sehari-hari, beberapa diagnosis gangguan cemas yang sering ditemukan adalah gangguan cemas menyeluruh, gangguan cemas panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pasca trauma, fobia sosial dan fobia spesifik. Baca: Jokowi Harus 'Menyontek' untuk Main 3 Permainan Tradisional Ini
“Sebenarnya, tiap manusia mempunyai karakter dan memiliki berbagai mekanisme defence, di mana akan membentuk pola yang bersangkutan dalam menghadapi kecemasan yang dialami. Jika karakter yang dimiliki positif dan mekanisme defence yang digunakan tepat, maka individu tersebut bisa menghadapi dan mengendalikan gangguan dengan baik, namun apabila terjadi kebalikannya maka bisa menimbulkan rasa kecemasan atau ketegangan yang terus-menerus,” tambah Danardi.