TEMPO.CO, Jakarta - Pria yang mengonsumsi aspirin setiap hari, hampir dua kali lipat berisiko mengidap melanoma dibandingkan yang tidak rutin meminum obat tersebut. Penemuan baru ini dilaporkan oleh sebuah penelitian Northwestern Medicine pada 3 Mei 2018.
Menurut Skin Cancer Foundation, melanoma adalah bentuk paling berbahaya dari kanker kulit. Pertumbuhan kanker ini berkembang ketika kerusakan DNA yang tidak diperbaiki pada sel-sel kulit. Kanker ini paling sering disebabkan oleh radiasi ultraviolet dari sinar matahari atau tanning bed. Radiasi tersebut dapat memicu mutasi genetik dan menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak dengan cepat dan membentuk tumor ganas. "Berdasarkan luasnya penggunaan aspirin dan dampak klinis potensial dengan melanoma, pasien dan penyedia perawatan kesehatan perlu menyadari kemungkinan peningkatan risiko untuk pria," kata penulis studi senior Beatrice Nardone, asisten profesor penelitian dermatologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine. Baca: Pengobatan Depresi Tak Bisa Sembarang, Begini Tahapannya
Menurut sebuah penelitian tahun 2005, hampir setengah dari orang berusia 65 tahun ke atas dilaporkan mengonsumsi aspirin setiap hari atau setiap dua hari. Pada 2015, sekitar setengah dari survei nasional orang dewasa Amerika Serikat melaporkan penggunaan aspirin secara teratur.
Pasalnya, aspirin dilaporkan dapat mengurangi risiko kanker lambung, usus besar, prostat, dan payudara. Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan penurunan risiko penyakit tersebut pada pria yang terpapar aspirin dan peningkatan risiko pada wanita yang terpapar aspirin. "Tingkat yang lebih rendah dari enzim pelindung menunjukkan bahwa kerusakan sel oksidatif tinggi yang dihasilkan pada pria dapat berpotensi mengembangkan melanoma," kata Nardone menambahkan. Baca: Gaya Jokowi dan Jaket-jaketnya, Mana Lebih Keren?
Penelitian ini mengumpulkan data rekam medis yang terdiri dari hampir 200.000 pasien yang terpapar aspirin atau tanpa aspirin. Pasien tersebut berusia 18 sampai 89 tahun, tanpa riwayat melanoma sebelumnya atau setidaknya pada data rekam medis dalam lima tahun. Dari total 195.140 pasien, 1.187 terpapar aspirin. Ketika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, pria yang terpapar aspirin memiliki risiko hampir dua kali lipat untuk diagnosis melanoma. Baca: Pilek Biasa dan Influenza Memiliki Perbedaan, Apa Saja?
Penelitian ini menyarankan untuk meningkatan pendidikan pada pasien tentang paparan sinar matahari, menghindari tanning bed dan mendapatkan pemeriksaan kulit oleh dokter kulit, terutama untuk individu yang sudah berisiko tinggi pada kanker kulit.
EUREKALERT | NORTHWESTERN NEWS | SKIN CANCER FOUNDATION | ANGGIANDINI PARAMITA MANDARU