Tips Cegah Panas Dalam saat Ramadan, Ini Kata Dokter
Reporter
Bisnis.com
Editor
Mitra Tarigan
Jumat, 25 Mei 2018 08:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Panas dalam dapat dialami kapan dan siapa saja, tanpa memandang usia dan cuaca, tetapi memang di bulan Ramadan ini risiko mengalami gejala panas dalam, bisa meningkat. Menurut Dokter Spesialis Penyakit dalam dari RS St. Carolus Laurentius Aswin Pramono, panas dalam mengacu pada penyakit yang mana tubuh sedikit lebih sensitif terhadap panas, tenggorokan sakit dan selalu haus. "Sebagian masyarakat yang mengeluhkan panas dalam kadang mengalami sariawan, tidak nyaman di pencernaan dan bibir pecah-pecah," ujarnya, Kamis 24 Mei 2018. Baca: Ini Dia Rahasia Bugar Saat Puasa ala Kaesang Pangarep
Dia menjelaskan, puasa mengubah proses metabolisme tubuh karena ada waktu di mana kita tidak makan sehingga kondisi ini memengaruhi kinerja semua organ tubuh. Puasa sebenarnya sudah banyak diteliti sangat bermanfaat untuk kesehatan, bahkan pada untuk pasien penyakit kronis sekalipun, seperti diabetes atau maag. Namun puasa sehat harus mematuhi beberapa aturan, salah satunya dengan minum yang cukup. "Masalah paling kerap ditemui adalah masalah kekurangan cairan dan mineral," kata Laurentius.
Selain tidak teratur minum, beberapa kebiasaan kurang baik seperti terlalu lelah dan banyak beraktivitas sehingga keluar banyak keringat, juga rentan menyebabkan dehidrasi. Kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan dan selain menyebabkan dehidrasi atau yang bisa disebut panas dalam, kekurangan cairan dan mineral rentan menyebabkan tubuh lemas dan mudah terserang penyakit lain. Baca: Pemerintah Siapkan Rp 35,7 Triliun untuk THR, Ini Tips agar Hemat
Pada saat tenggorokan kering maka bakteri atau virus akan mudah masuk ke dalam tubuh. Gejala panas dalam dirasakan oleh orang awam sebagai sumeng (suhu sedikit meningkat), kulit kering, bibir pecah, mulut kering dan tidak nyaman di pencernaan. Nah, untuk mencegah panas dalam saat puasa, dokter Aswin menyarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral alami selama berpuasa. "Siang hari kita tidak makan atau minum sehingga asupan cairan bisa dimaksimalkan ketika berbuka puasa maupun sahur," katanya.