Waspada 8 Ancaman yang Datang dari Layar Ponsel Anda

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Kamis, 12 Juli 2018 09:00 WIB

Kementerian Luar Negeri meluncurkan aplikasi Save Travel yang bisa di unduh lewat ponsel android, Kamis, 5 April 2018. Sumber: TEMPO: Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta-Telepon genggam atau ponsel adalah hal pertama yang Anda lihat di pagi hari dan hal terakhir yang dilihat sebelum tidur. Layar pada telepon genggam, tablet, dan laptop sudah dirancang agar bisa mengeluarkan sinar yang cukup terang sehingga dapat dilihat saat hari yang terik sekalipun. Bahkan, saat malam, cahaya terang yang dihasilkan layaknya “jendela kecil” ditembus cahaya. Hal tersebutlah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan tidur. Jika kebiasaan ini diteruskan tentunya akan berakibat buruk pada kesehatan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tubuh kita secara alami akan mengikuti sebuah siklus yang dimana saat pagi hingga sore kita menjadi terjaga dan saat malam kita diharuskan untuk beristirahat. Tetapi, ketika kita melihat layar ponsel pada saat kita sudah siap untuk tidur, otak kita menjadi bingung. Paparan cahaya biru-putih yang dilepaskan oleh telepon genggam, laptop, dan gadget elektronik lainnya di malam hari mencegah otak kita melepaskan melatonin, yaitu hormon yang memberi tahu tubuh kita bahwa itu adalah malam hari. Menurut Nature Neuroscience Harvard Health Publications, terganggunya produksi hormon melatonin ini dapat mengganggu siklus tidur Anda dan menuntun pada penyakit serius lainnya.

Baca juga:
Rahasia Sukses Suho EXO Menjadi Pemimpin, Saling Percaya?
Obat Hipertensi Bisa Lindungi Ginjal? Tilik Keterangan Ahli
Benarkah Batuk Bisa Meredakan Serangan Jantung? Cek Kata Ahli

1. Menatap layar telepon genggam terlalu lama dapat mengurangi tingkat kedip dan menyebabkan mata menjadi tegang. Tegang pada mata akan membuat mata menjadi iritasi, kering, dan kabur.

2. Saat jam tidur Anda sudah tidak lagi teratur, dimungkinkan Anda akan sulit untuk fokus dan juga mengurangi daya ingat Anda di masa depan.
Ilustrasi kurang tidur karena ponsel. time.com

3. Selain terganggunya kerja hormon melatonin, sinar yang dihasilkan layar telepon genggam juga dapat mengacaukan kerja hormon pengontrol lapar sehingga berpotensi meningkatkan risiko obesitas.

4. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat menyebabkan penumpukan neurotoksin. Hal tersebut membuat Anda menjadi semakin sulit untuk tidur yang lelap.

Advertising
Advertising

5. Kualitas tidur yang buruk karena terlalu lama terpapar sinar layar telepon genggam dapat membuat Anda kesulitan dalam belajar.

6. Paparan sinar layar saat malam hari dan jam tidur yang tidak teratur juga berhubungan terhadap peningkatan risiko kanker payudara prostat.

7. Orang yang tingkat hormon melatonin terganggu dan terlalu lama melihat layar telepon genggam akan lebih rentan terkena depresi.

8. Beberapa penelitan menunjukkan bahwa Anda akan lebih rentan mengalami penurunan daya ingat dan konsentrasi jika Anda meletakkan ponsel di dekat Anda saat sedang fokus mengerjakan sesuatu.

BUSINESS INSID| WEREFORUM | ALISHA ULFAH FIRDIANI

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya