Kenapa Jadi Perajin Batik Kurang Diminati? Intip Solusinya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Kamis, 26 Juli 2018 06:27 WIB

Pengunjung membuat batik di salah satu stand saat Festival Betawi 2018 di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, 31 Mei 2018. Festival ini diadakan dengan tujuan mendukung para Perajin Betawi untuk terus berkarya melestarikan budaya Betawi. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Merdi Sihombing mengkhawatirkan regenerasi perajin batik di Tanah Air masih jauh dari optimal. Dia mengklaim bahwa lebih banyak yang memilih untuk bekerja di kota-kota besar daripada menjadi perajin batik ataupun tenun. Pasalnya, mayoritas masih beranggapan upah dari bekerja sebagai penenun ataupun perajin batik kurang mencukupi.

Baca juga:
Siluet Busana Etnis Tibet pada Batik ala Populo, Praktis & Modis
Batik Kontemporer Mulai Digemari Anak Muda, Apa Warna Favoritnya?
Batik Bojonegoro Pameran di Beijing, Pesanan pun Datang


“Menurut saya masih mengkhawatirkan. Makanya kami memulai dari anak kami sendiri dan lingkungan kami sendiri,” kata Merdi kepada Bisnis, dikutip Selasa 24 Juli 2018.

Dia mengatakan program inkubator memang dibutuhkan untuk memberikan edukasi para perajin supaya pengelolaan kain tradisional tersebut dapat berkelanjutan. Dia mengakui pemerintah memang telah membantu dalam memberikan inkubator, namun menurutnya hal tersebut belum maksimal.

“Banyak yang belum tepat sasaran dan belum ada standar inkubasi yang tepat dan konsep yang tidak holistik,” katanya.

Belum lagi, katanya, euforia budaya melalui kain-kain tradisional masih sekadar di permukaan karena penggarapan kain-kain masih belum total, bahkan belum mencapai yang maksimal karena industrinya belum tertata.

Lebih lanjut, industri lokal dinilai membutuhkan pasokan bahan baku seperti benang dalam jumlah dan mutu yang memadai. Presiden Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengatakan material benang yang masih begitu mahal karena disuplai oleh kelompok tertentu.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, Poppy berharap pemerintah paling tidak dapat membantu menyiapkan jalur distribusi yang benar sehingga tidak hanya bergantung dengan satu kelompok.

“Pemerintah harus memotong jaringan mereka yang sering memainkan harga benang dan penyediaan yang sering tidak konsisten pengadaannya,” jelas Poppy.

Selain itu, pemerintah, perancang busana, masyarakat, dan juga para pembatik dan penenun harus memiliki kesadaran bahwa batik tetap harus dilestarikan serta dapat memberikan sumber kehidupan bagi perajin. Dia mengatakan para desainer sebenarnya sudah banyak yang mencoba untuk terus mengangkat kebudayaan dengan bekerjasama dengan beberapa perajin lokal.

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

9 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

10 hari lalu

Cara dan Syarat Kerja Legal bagi Orang Asing di Indonesia

Ketahui cara dan syarat kerja legal bagi orang asing di Indonesia. Pastikan Anda memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

15 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

16 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

17 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

20 hari lalu

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

Hendak berangkat kerja, seorang perempuan mengaku motor Yamaha Nmax warna merah dengan nomor polisi B 4706 SKR raib dibawa komplotan begal.

Baca Selengkapnya