'Baby Smoker' Asal Sukabumi Tahu Rokok dengan Cara Ini

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 21 Agustus 2018 19:13 WIB

Ilustrasi merokok di dekat anak kecil. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Rapi Ananda Pamungkas, batita perokok berusia 2 tahun asal Sukabumi sontak terkenal dan didatangi berbagai pihak. Media nasional hingga internasional banyak memberitakan kasusnya sebagai salah satu baby smoker. Lantaran viral, kini dia akhirnya tidak lagi terjerat candu rokok.

Baca: Semakin Banyak Perokok Muda, Iklan Televisi Pengaruh Terbesar

Ketua No Tobacco Community Bambang Priyono berkesempatan menelurusi jejak Rapi Ananda hingga ke kediamannya di Cibadak, Sukabumi. “Awal mula anak ini memungut puntung-puntung rokok yang ada di halaman rumahnya. Dari situlah dia mulai kecanduan,” ujarnya dalam konferensi pers “Baby Smoker” di Jakarta, Selasa 21 Agustus 2018.

Lebih jauh, Bambang menemukan bahwa kondisi Rapi dipicu oleh ayahnya yang seorang perokok dan ibunya memiliki warung yang menjual rokok. Banyak orang-orang sekitarnya yang merokok dan membuang puntung rokok di dekat rumahnya. Puntung-puntung rokok itulah yang selalu dihisapnya. Di samping itu, Rapi juga terbilang anak yang “cerdas”. Dia amat sadar dengan iklan rokok walaupun iklannya tidak menampilkan produk rokok.

Jika melihat produk rokok, Rapi langsung minta dibelikan rokok dan tidak akan berhenti memaksa orang tuanya dengan segala cara alias tantrum (ngambek) hingga keinginannya dapat terpenuhi. Orangtuanya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menurutinya. “Terkait jumlah rokok yang dihisap Rapi sebenarnya bukan 40 batang seperti yang diberitakan. Yang benar ketika saya tanya ke orang tuanya ternyata 5 batang. Tapi ayahnya bilang, jika dituruti bisa saja Rapi menghabiskan sebanyak 40 batang rokok,” kata Bambang.

Setelah Rapi viral, sang ayah, Misbabhudin (36 tahun) bertobat dari merokok. Dia berhenti merokok dan meminta orang-orang yang merokok di dekat rumahnya untuk menjauh dari kediamannya.

Advertising
Advertising

Ketika Bambang mengunjungi kediaman Rapi sekitar tiga hari, diakuinya bahwa anak tersebut tidak lagi merokok. Apalagi, dia telah diberi stimulus berupa mainan sehingga membuatnya beralih dari rokok. Sebelumnya, Rapi dikabarkan memang tidak memiliki mainan sama sekali.

Baca: Ayah, Waspada Asap Rokok Pengaruhi Durasi Ibu Menyusui

Melihat kasus tersebut, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengungkapkan bahwa pola pengasuhan orangtua dan model lingkungan jadi poin pentingnya. “Pasti ada stimulus yang membuat Rapi sampai memasukkan rokok ke dalam mulutnya,” ujarnya.

“Kreativitas orangtua dalam memberikan mainan sangat penting sehingga sang anak bisa tidak ingat lagi sama rokok,” tambahnya.

Berita terkait

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

2 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

3 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

4 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

7 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

7 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

7 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

8 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

12 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya