Jangan Remehkan Infeksi Paska Operasi, Tilik Penjelasan Ahli

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Minggu, 26 Agustus 2018 09:45 WIB

Ilustrasi operasi. Tuftsmedicalcenter.org

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data WHO, di beberapa negara dengan penghasilan rendah dan menengah, terdapat sekitar 11 persen pasien yang terinfeksi setelah menjalani proses operasi atau pembedahan.

Baca juga: Berikut 5 Tip Hindari Terjadinya Infeksi Perut

Sedangkan di Afrika, 20 persen wanita yang menjalani operasi Caesar mengalami infeksi luka, yang berdampak negatif terhadap kesehatan mereka sehingga kesulitan dalam merawat bayi mereka.

Infeksi luka bekas operasi ini dikenal dengan istilah SSI atau Surgical Site Infections. SSI adalah infeksi luka operasi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk saat dilakukannya proses operasi yang terlihat 30 hari setelah operasi yang menyebabkan luka pada bagian tubuh manusia.
Ilustrasi infeksi saluran kemih. shutterstock.com
Beberapa SSI yang terjadi relatif ringan, sehingga dapat langsung diobati dengan cepat. Namun, jika dibiarkan, maka akan terjadi infeksi yang dapat menyebabkan seseorang menjadi resisten terhadap antibiotik dan bahkan berujung pada kematian.

Hingga saat ini, SSI masih menjadi salah satu permasalahan dalam pelayanan kesehatan. SSI sering terjadi dalam beberapa prosedur operasi, seperti colorectal, gastrointestinal, cardiovascular, neurologic,skin, ortopedi dan prosedur transfusi.

SSI juga telah menjadi infeksi yang paling umum terjadi di beberapa rumah sakit di Amerika Serikat. Angka kejadian SSI di Amerika Serikat sebesar 2-5 persen dari semua operasi rawat inap, dimana setara dengan 160.000 – 300.000 bahaya setiap tahun.

Bagaimana SSI di Indonesia?
<!--more-->

Bagaimana SSI di Indonesia?
“Saat ini SSI masih sering sekali terjadi di Indonesia, selama prosedur pembedahan berlangsung. Di Indonesia sendiri, persentase terjadinya SSI antara 5 – 8 persen. Kesimpulannya, prevalensi healthcare-associated infections (HAI) di Indonesia sebanding dengan Negara lain. Namun, prevalensi SSI pada pasien bedah di Indonesia tinggi. Maka dari itu dibutuhkan pencegahan SSI,” jelas Dr Adianto Nugroho, SpB KBD dalam siaran persnya.

Baca juga: Infeksi, Penyebab Utama Kematian di Rumah Sakit

Melihat kondisi tersebut, maka World Health Organization (WHO), Center for Disease Control (CDC) dan American College of Surgeons (ACS) mengeluarkan panduan resmi (guidelines) yang mengatur secara khusus tentang pencegahan SSI. Pada WHO sendiri, Global Guidelines for the Prevention of Surgical Site Infection yang dikeluarkan pada bulan November 2016 terdiri dari 29 jenis rekomendasi yang meliputi 23 topik dalam pencegahan SSI pada pre-, intra danpostoperative.

Dr Hari Paraton, SpOG (K) menjelaskan, salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah SSI berdasarkan guidelines WHO adalah preoperative bathing, dimana pasien direkomendasikan untuk membersihkan seluruh bagian tubuh untuk mengurangi jumlah bakteri pada permukaan kulit pasien selama menjalankan operasi, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya SSI.
ilustrasi sakit (pixabay.com)
Selain itu, katanya, baik WHO, CDC dan ACS merekomendasikan untuk menggunakan benang berlapis antimikroba dalam beberapa jenis operasi guna mengurangi risiko terjadinya SSI. Dalam hal ini, para ahli disarankan untuk menggunakan benang yang telah dilapisi oleh triclosan sebagai salah satu prosedur operasi.

Pada salah satu prosedur tersebut di atas, beberapa Lembaga kesehatan telah menciptakan rekomendasi untuk menggunakan chlorhexidine gluconate sebagai antiseptik dalam membersihkan seluruh kulit.

Bagaimana prosedur pencegahan SSI?
<!--more-->

Prosedur Pencegahan SSI
Prof Charles E. Edmiston, Jr, PhD juga menjelaskan, pentingnya pencegahan SSI sebelum menjalankan prosedur pembedahan pun menjadi hal yang sebaiknya ikut dipertimbangkan oleh tenaga ahli kesehatan. Dan berdasarkan metanalisis yang melibatkan 13 randomized controlled clinical trials (RCT) yang terdiri dari 3.568 pasien, terbukti bahwa penggunaan benang berlapis antimikroba ini dapat membantu menurunkan risiko terjadinya SSI.

Baca juga: Mengenal Ensevalitis, Peradangan di Otak Akibat Infeksi Bakteri

Melihat angka kejadian SSI yang masih tinggi di Indonesia, maka edukasi untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan SSI sangat penting dan perlu diperhatikan. Namun edukasi mengenai pencegahan SSI tidak hanya dilakukan kepada para tenaga ahli kesehatan, tetapi juga kepada pasien dan keluarganya.
Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Karena itu, PT Johnson & Johnson Indonesia melaksanakan roadshow berbasis bukti untuk secara lebih lanjut berbagi pembelajaran dan wawasan berbasis bukti dengan menghadirkan Charles E. Edmiston Jr., PhD., CIC – Emeritus Professor of Surgery dari Department of Surgery, Medical College of Wisconsin Milwaukee, Wisconsin USA.

“Kami berharap edukasi mengenai guidelines pencegahan SSI dapat dilakukan secara merata kepada untuk mengurangi risiko terjadinya SSI. Dengan begitu, SSI diharapkan tidak lagi menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan dan persentase terjadinya SSI dapat menurun di Indonesia,” tutup Ns. Costy Panjaitan, CVRM, SKM, MARS yang merupakan Konsultan Pengendalian Infeksi dan Pencegahan.

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

1 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

3 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

4 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

8 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya