Teliti Peredaran Antibiotik, Dosen UNS Raih Hibah 19 Miliar

Senin, 27 Agustus 2018 13:49 WIB

Ilustrasi peneliti di laboratorium. Shutterstock

TEMPO.CO, Solo- Resistensi tubuh terhadap antibiotik merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. "Resistensi antibiotik ini terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak semestinya,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ari Natalia Probandari, Senin 27 Agustus 2018.

Baca juga:
Heboh Antibiotik, Ikuti 5 Jurus Ampuh Cegah Resistensi

Antibiotik Hanya untuk Infeksi Bakteri, Tilik Keterangan Dokter
Konsumsi Antibiotik yang Tak Perlu Bisa Sebabkan Kematian

Perhatiannya terhadap penggunaan antibiotik inilah yang membuat Ari memenangkan hibah penelitian sebesar 1.910.000 AUS Dollar atau senilai Rp 19 miliar. Hibah itu diperoleh dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.

Masalah antibiotik, sepertinya memang masih harus terus ditelaah. Apalagi, menurut Ari, masyarakat saat ini masih cukup mudah untuk mendapatkan antibiotik meski tanpa resep dokter. Diduga, masih banyak apotek atau toko obat swasta yang masih menjual antibiotik secara bebas.

Karena itulah, tujuan risetnya yang diperkirakan memakan waktu tiga tahun, itu adalah untuk melakukan perbaikan dari tata kelola peredaran obat antibiotik di Indonesia. Selain menjadi masalah di dunia kesehatan, resistensi terhadap antibiotik akan berujung pada biaya kesehatan akan menjadi lebih tinggi.

Penelitian tersebut akan melibatkan beberapa peneliti dari empat perguruan tinggi yang tergabung dalam satu konsorsium. Selain Ari, peneliti yang terlibat dalam konsorsium itu berasal dari Universitas New South Wales Sidney, Universitas Gadjah Mada (UGM), London School of Hygiene and Tropical Medicine dan The George Institute for Global Health.

Biaya penelitian tersebut memang cukup besar lantaran mereka harus melakukannya dalam tiga fase. "Fase pertama yaitu memahami persoalan terkait dengan peredaran antibiotik," katanya.

Sedangkan fase kedua adalah membuat intervensi serta mencoba untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan antibiotik yang semestinya. Termasuk, edukasi kepada apotek maupun toko obat swasta dalam menjalankan tata kelola peredaran antibiotik. Sementara fase terakhir berupa evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan. Hasilnya diharapkan bisa menjadi salah satu bahan dalam pembuatan kebijakan dari pemerintah.

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

19 jam lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

1 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

9 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

16 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

23 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

30 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

31 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

31 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

34 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

36 hari lalu

Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.

Baca Selengkapnya