Paska Gempa Palu, Tilik Masalah Kesehatan yang Jadi Prioritas

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Selasa, 2 Oktober 2018 08:30 WIB

Personel TNI membantu seorang lansia korban selamat gempa dan tsunami Palu-Donggala saat tiba di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, setelah dievakuasi menggunakan pesawat Hercules, Senin, 1 Oktober 2018. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek, selain menginstruksikan agar tenaga kesehatan di wilayah terdekat seperti Makassar, Gorontalo dan Manado untuk bergeser ke Kota Palu, Donggala dan Mamuju. Selain itu, juga mendorong agar bantuan obat, serta alat kesehatan lainnya, penjernih air, makanan tambahan bagi ibu hamil dan Balita dapat segera sampai di fasilitas kesehatan di wilayah terdampak gempa.

Baca juga: Dampak Gempa Lombok, Awas Penyakit Kardiovaskular dan Trauma

Obat-obatan sebetulnya cukup, tetapi untuk selanjutnya pasti akan membutuhkan. Itu kita geser juga, dari Luwuk Timur, Luwuk Utara, untuk mengirim obat-obatan. Kami juga tetap akan support dari pusat, termasuk yang sangat diperlukan itu ATS (anti tetanus serum). Obat dari pusat juga sudah ada di (bandara) Halim Perdana Kusuma,” tutur Menkes Nila Moeloek dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin malam 1 Oktober 2018.

Selain itu, bencana gempa dan tsunami yang menghantam Donggala, Mamuju dan Palu mengakibatkan kerusakan infrastruktur termasuk aliran listrik yang dapat menghambat upaya pertolongan dan pengobatan bagi para korban.

Nila mengatakan bahwa saat ini Kemenkes mengupayakan betul agar kamar operasi dapat berfungsi.
Salahudin alias Ala, wartawan televisi lokal "Nuansa TV" saat dirujuk dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara menuju RSUD Undata Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/8). ANTARA/Mohamad Hamzah
“Tindakan-tindakan seperti untuk kasus trauma musculoskeletal agak sulit dilakukan selama kamar operasi tidak optimal, maka kami upayakan betul. Dokter sudah datang dan sebagian membawa peralatan, seperti dokter ortopedi karena kita tahu dampak gempa itu patah tulang [fracture] pasti banyak,” tuturnya.

Agar pelayanan kesehatan tidak terhenti, tim kesehatan ada yang berinisiatif membawa genset dengan cadangan bahan bakar sendiri, tabung oksigen yang sudah terisi, bahkan Kemenkes mendapat laporan bahwa ada tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan korban dengan melakukan amputasi di antara reruntuhan bangunan.

Selain itu, Nila Moelek juga mengatakan bahwa pelayanan kesehatan selain membutuhkan listrik dan BBM untuk menyalakan genset, pun membutuhkan air bersih.

Untuk itu, selain berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yakni Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit (BTKL-PP) Makassar telah mengirimkan lebih dari 1.000 penjernih air untuk dapat menjernihkan 70 liter air.

Selain berfokus pada penyelamatan korban reruntuhan, Kemenkes juga memperhatikan kelompok rentan yakni ibu hamil dan Balita. Untuk itu, Kemenkes juga akan segera mengirimkan bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita sebanyak 2 ton.

Baca juga:Gempa Hari Ini, Waspada Depresi dan Efek Lainnya pada Kesehatan

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

2 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

2 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

3 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

5 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya