Agar Tetap Sehat saat Tanggap Darurat Bencana, Perhatikan Hal Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 5 Oktober 2018 11:30 WIB

Seorang ayah memegangi putrinya yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu saat mendapat perawatan dari petugas di rumah sakit di Palu, Sulawesi Tengah, 4 Oktober 2018. Berdasarkan data BNPB, hingga 3 Oktober, pukul 13.00 WIB, tercatat 1.407 orang tewas akibat bencana tersebut. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Kesehatan harus terus dijaga walau di kawasan bencana sekalipun. Kota Palu mengalami dua tipe bencana, yaitu gempa bumi dan tsunami. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Demi tetap sehat, masyarakat pun diimbau mengikuti anjuran kesehatan tanggap darurat ini. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihatono mengatakan, untuk gempa bumi yang harus diwaspadai pada masa tanggap darurat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tetanus.

Baca: 7 Makanan Ini Sering Dianggap Jahat, Padahal Banyak Manfaatnya

“Yang paling rawan di masa tanggap darurat adalah tetanus, karena melihat sebagian besar rumah roboh, orang luka, perawatan luka yang belum ideal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tetanus menjadi satu ancaman yang cukup tinggi,” kata Anung dalam keterangan pers pada 5 Oktober 2018.

Menurutnya, sesungguhnya kita sudah punya modal awal yaitu imunisasi DT yang sudah dilakukan. “Ini menjadi suatu modal awal. Nah sekarang yang perlu adalah anti tetanus serumnya untuk mereka yang luka dan untuk relawan yang sadar atau tidak sadar nanti menolong, kemudian ada kemungkinan luka dengan memegang reruntuhan bangunan,” kata Anung.

Bencana kedua adalah tsunami yang sebagian besar merusak fasilitas umum, berkaitan dengan air bersih. “Tentu air bersihnya jadi tercemar. Yang perlu kita waspadai adalah hal-hal yang berkaitan dengan infeksi saluran pencernaan, diare dan tentunya kontaminasi dari berbagai hal. Kita juga belum bisa menghindari kolera. Kita belum bisa menyatakan bebas kolera karena masih banyak fasilitas yang digunakan oleh masyarakat yang tidak higienis dan di situ ada kuman kolera,” kata Anung melanjutkan.

Menurut Anung, setelah masa tanggap darurat yang perlu kita waspadai adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas terutama untuk Balita karena pada saat melakukan evakuasi dan kemudian membersihkan puing-puing, akan ada kemungkinan debu yang cukup banyak.

Advertising
Advertising

Selanjutnya yang juga perlu menjadi kewaspadaan adalah timbulnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kebersihan sanitasi, seperti gatal, infeksi pada kulit, dan hal-hal lain termasuk infeksi pada mata.

Anung juga menjelaskan dampak bencana terhadap penurunan cakupan imunisasi. “Sebagai akibat yang tidak langsung adalah dengan kejadian ini kinerja untuk pencegahan terutama imunisasi dapat diprediksi akan menurun karena tenaga kesehatan fokus pada evakuasi. Tentu banyak penyakit ini harus kita waspadai. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan surveilans epidemiologi secara ketat,” kata Anung.

Sekretaris Jendral Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (Sekjen PB IDI) Moh Adib Khumaidi juga berada di Sulawesi Tengah untuk memberikan bala bantuan di lokasi bencana. Adib juga menyarankan agar para penyintas memperhatikan sanitasi, gizi dan pengendalian trauma.

Berbagai fasilitas umum yang rusak akibat bencana yang terjadi di Palu dan sekitarnya membuat masyarakat perlu mewaspadai masalah kebersihan lingkungan. "Kalau sanitasi tidak dijaga, beberapa penyakit seperti masalah saluran pencernaan atau diare bisa timbul," katanya kepada Tempo pada 4 Oktober 2018.

Ia juga mengingatkan agar para penyintas mencoba terus mencukupkan gizi. Memang ketersediaan logistik pastinya sangat susah. Namun menurutnya bahan pangan dari berbagai organisasi kemanusiaan sudah mulai didistribusikan kepada para penyintas bencana.

Baca: Tips Diet Alami Tanpa Merusak Tubuh

Terakhir, masalah yang perlu diatasi dalam kasus bencana adalah mengendalikan trauma. Ia yakin banyak penyintas yang mengalami trauma akibat kejadian bencana ini. Tidak hanya masyarakat sipil, para dokter setempat pun masih ada yang mengalami trauma. "Dokter yang merupakan penduduk setempat masih belum bisa melakukan tugasnya secara maksimal. Ada yang masih harus mengatasi trauma, ada juga yang harus memikirkan tentang keluarganya yang juga menjadi salah satu dari korban bencana ini," kata Adib.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

3 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

6 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

9 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya