Waspada Penularan Penyakit Lewat Transfusi Darah, Cek Solusinya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Minggu, 28 Oktober 2018 13:05 WIB

dv.is

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa jenis penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV atau human immunodeficiency virus dapat dengan mudah tersebar melalui proses transfusi darah. Penularan tersebut seringkali tidak disadari karena keberadaan virus yang sulit terdeteksi.

Baca juga: Donor Darah Turunkan Risiko Kanker? Berapa Sering Harus Dilakukan

Untuk itu, perlu adanya langkah preventif untuk melengkapi perangkat aktivitas transfusi darah yaitu melalui alat uji saring nucleic acid test (NAT). Yaitu teknologi uji saring yang mampu mendeteksi keberadaan deoxyribo nucleic acid (DNA) virus dengan masa jendela yang lebih pendek untuk meningkatkan keamanan darah secara signifikan.

Salimar Salim, Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia DKI Jakarta mengatakan dalam satu kantong darah pendonor biasanya akan dihasilkan 2 hingga 3 kantong darah. Jadi, jika seorang pendorong terinfeksi virus hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan HIV maka kurang lebih akan ada dua hingga tiga orang penerima donor yang akan terinfeksi virus.

“Karena itu penting adanya pemeriksanaan atau screening darah yang dilakukan secara paralel dengan menggunakan alat CHLIA [Chemiluminescent Immuno Assay] dan uji saring NAT karena teknologi ini sensitif mendeteksi keberadaan DNA atau RNA virus sehingga dapat melindungi pasien dari infeksi tertular penyakit,” ujarnya.
Aktivitas peneliti di laboraturium.csee-etuce.org
Sementara itu, Komite Ahli Hepatitis Nasional David H Muljono mengatakan seseorang yang dalam proses pemeriksaan HBsAG (untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B) didapatkan hasil yang negatif, tetap saja berpotensi menularkan virus hepatitis B. Sebab, masih ada virus hepatitis B tersamar yang tidak dapat terdeteksi oleh reagendalam pemeriksanaan HBsAG.

Menurutnya, hepatitis B tersamar dapat terjadi karena adanya proses mutasi virus atau karena kadar virus yang sangat rendah. Melalui proses uji saring NAT, kadar virus yang sangat rendah di dalam darah dapat terdeteksi lebih dini. Selain itu, proses penyaringannya pun tidak memakan waktu lama hanya sekitar 3 jam.

“Uji saring NAT mampu mengurangi masa jendela infeksi antara 61persen hingga 96 persen, karena kemampuannya mendeteksi DNA/RNA virus yang berada dalam darah jauh sebelum antigen dan antibodi terdeteksi sehingga risiko infeksi menular lewat transfusi darah akan semakin kecil,” tuturnya.

Hepatitis sendiri merupakan salah satu penyakit menular berupa peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak berlebih dan penyakit autoimun.

Hepatitis terdiri dari 5 jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E dan satu sama lain tidak saling berhubungan. Selain melalui transfusi darah, hepatitis dapat ditularkan melalui fecal oral, personal hygiene yang rendah, sanitasi yang rendah, jarum suntik, transplatasi organ, dan lainnya.

Berdasarkan data dari World Hepatitis Alliance, sekitar 9 dari 10 orang di dunia terkena hepatitis tanpa sadar dan Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, kedua setelah Myanmar. Hepatitis B dan C menyebabkan 1,3 juta jiwa meninggal setiap tahun, melebihi kematian akibat HIV/AIDS, tubercolosis, atau malaria.

Sementara itu, HIV adalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal.

Pakar Hematologi Zubairi Djoerban mengatakan bahwa HIV/AIDS tidak dapat dengan mudah menular hanya melalui salaman, bersin, rokok, handuk, sabun, batuk, pilek, dan gigitan nyamuk demam berdarah.

Selanjutnya, bisakah virus HIV?AID ditularkan melalui transfusi darah? Apa jawab pakar?
<!--more-->

Menurut Pakar Hematologi Zubairi Djoerban, HIV/AIDS hanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik, dari ibu pengidap AIDS kepada anak yang dikandungnya, serta proses transfusi darah yang sudah tercemar HIV.

“Dalam hal ini, penting sekali bagi PMI untuk meningkatkan keamanan darah dari risiko tertular penyakit menular dengan menggunakan metode uji saring salah satunya uji saring NAT,” tuturnya.

Muhammad Ali Reza, Ketua Pengurus PMI Provinsi DKI Jakarta mengatakan kebutuhan darah di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 800 hingga 1.000 kantong per hari. Uji saring NAT telah dilakukan 100% yang mencakup seluruh cabang UTD di Jakarta dan sekitarnya sejak 2015.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Khofifah Ani mengimbau pihak rumah sakit untuk menggunakan darah yang sudah melalui uji saring NAT. Dengan demikian pencegahan penyakit menular dan risiko penyebaran virus melalui transfusi arah dapat dicegah.

Saat ini, uji saring NAT telah tersedia di 12 kota antara lain, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, Makassar, Medan, Padang, dan segera menyusul di UTD RS. Dr. Sardjito Yogyakarta.

Sementara itu, dari sekitar 3,1 juta unit darah yang didonorkan, baru 7,16 persen yang sudah dilakukan proses skrining NAT. Di beberapa Negara seperti Jepang, Australia, Hong Kong, dan Singapura proses skirning NAT sudah 100 persen dilakukan terhadap unit darah yang akan didonorkan.

Baca juga: Sebelum Terima Transfusi Darah, Anda Harus Lakukan Ini

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

4 jam lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

24 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

25 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

26 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

26 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

30 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

32 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

33 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

34 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

34 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya