Atasi Kesedihan Anak karena Kematian Orang Terkasih
Reporter
Antara
Editor
Mitra Tarigan
Senin, 3 Desember 2018 06:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa bencana alam sempat terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu. Ada gempa Lombok, ada pula gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala. Terakhir, ada ratusan penumpang pesawat JT 610 yang hilang nyawanya karena kecelakaan pesawat hanya beberapa menit setelah lepas landas. Ratusan korban yang meninggal dalam bencana itu tentunya meninggalkan banyak keluarga terkasih mereka, termasuk anak. Duka anak karena kehilangan orang yang dicintai juga suatu proses yang sungguh rumit.
Baca: 6 Manfaat Baik Anak Belajar Memasak Secara Aktif
Ketika seorang anak kecil kehilangan orang yang dicintai, orang tua sering kesulitan menjelaskan apa itu kematian, padahal penjelasan itu sangat membantu si kecil untuk tidak berduka terus menerus.
Berikut beberapa saran ahli bagi orang tua dan pengasuh tentang bagaimana berbicara dengan anak mengenai kesedihan dan kematian, mengutip HuffPost, Sabtu 1 Desember 2018:
1. Jujur
“Katakan kepada mereka fakta tentang kematian,” kata psikolog klinis John Mayer. “Jangan menutupi apa kematian itu atau menggunakan ‘obrolan balita’ kepada seorang anak. Jangan menggunakan frasa seperti ‘nenek sedang tidur’. Ini merupakan saat yang tepat untuk mengajari mereka tentang kematian. Jangan menghindarinya.”
Dewan konselor profesional berlisensi Tammy Lewis Wilborn mengatakan bahwa menggunakan "bahasa imut" dan eufemisme dalam upaya untuk melindungi anak-anak dari realitas kematian dan kehilangan justru lebih berbahaya.
2. Dengan tanya jawab
Jenis percakapan yang harus dilakukan orang tua dengan seorang anak setelah kematian orang yang dicintai tergantung pada hubungan anak dengan orang yang meninggal tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk menanyai anak tentang hal itu atau menawarkan untuk menjawab pertanyaan apa pun yang dia ajukan. Mulailah dengan pertanyaan yang bisa menjadi jalan masuk ke percakapan inti, kata Wilborn. “Anda tidak perlu memberikan detil spesifik tentang bagaimana orang itu meninggal, terutama jika kita berurusan dengan kesedihan traumatis. Mereka tidak membutuhkan semua informasi, tetapi mereka membutuhkan detil yang cukup sesuai usia untuk memahami bahwa seseorang telah meninggal dan tidak akan kembali.
Baca: Intip Cara Maudy Koesnaedi Mendidik Anak Hadapi Kerasnya Hidup
3. Pahami bahwa emosi mereka rumit
“Kesedihan adalah proses yang rumit, jadi perasaan sedih datang dengan berbagai pemikiran, emosi dan perilaku,” kata Wilborn. Sementara orang tua mungkin mengira anak mereka sedang merasakan marah, sedih, bingung, atau bahkan bersalah karena kehilangan, ada perubahan perilaku yang bisa lebih sulit dipahami, seperti perubahan pola tidur, makan, dan bermasalah pada kinerja sekolahnya. Kadang-kadang orang tua juga bingung ketika si anak tidak terlihat begitu sedih meskipun kehilangan orang yang dicintainya.
<!--more-->
4. Sabar
Wilborn mencatat bahwa kesedihan adalah proses yang panjang, sehingga orang tua harus menolak kecenderungan untuk terburu-buru melewatinya dan bertanya-tanya kapan anak-anak mereka akan melewatinya. “Kesedihan adalah proses yang tidak bisa Anda hindari. Anda harus melewatinya. Jadi Anda harus baik-baik saja dengan kecepatan prosesnya,” katanya. "Butuh beberapa waktu bagi seorang anak untuk kembali ke keadaannya yang normal."
Baca: Anak Mimisan Dikira Sakit DBD, Ternyata Alami Autoimun Ini
5. Buat ritual
Menciptakan ritual untuk mengingat atau menghormati orang tercinta yang meninggal adalah bentuk apresiasi lain yang signifikan. "Jelaskan bahwa orang ini mungkin tidak berada di sini bersama kita, tetapi kita masih dapat mengingatnya dan merayakan hidup mereka sebagai sebuah keluarga," kata Wilborn.
6. Pastikan anak tahu itu bukan kesalahan mereka
"Terkadang anak-anak memiliki cara yang sangat luar biasa untuk menyalahkan diri sendiri untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan mereka," kata Wilborn. Dengan itu, orang tua harus membantu anak-anak memahami bahwa kematian bukanlah kesalahan mereka, dan bukan tanggung jawab mereka untuk berusaha tabah atau menyembunyikan perasaannya.
7. Biarkan mereka tahu Anda berduka
Cara orang tua atau pengasuh anak merespons kehilangan adalah penting dalam membantu mereka mengatasinya. "Mereka perlu melihat Anda bersedih," kata Wilborn. “Tetapi mereka juga perlu melihat Anda menjaga diri sendiri dan merawat diri sendiri, dengan atau tanpa bantuan profesional. Jika tidak, mereka mungkin merasa seperti mereka harus merawat Anda karena Anda tidak mengelola kesedihan dengan cara yang sehat.”
Baca: Intip Panggilan Sayang Pangeran William oleh Anak-anaknya
Tidak apa-apa untuk menangis di depan anak-anak dan Anda menunjukkan nilai mengekspresikan emosi serta berbagi emosi di antara anggota keluarga. Tidak apa-apa untuk mengatakan hal-hal seperti "Saya merasa sangat sedih karena ayah saya meninggal" atau "Ayah sedih karena dia merindukan ibunya."