Belajar dari Kasus Jonghyun, Jangan Sepelekan Setiap Keluhan

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Rabu, 19 Desember 2018 11:00 WIB

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak hal yang terjadi di akhir tahun ini. Salah satunya yang sulit dilupakan adalah kematian tragis artis K-Pop Jonghyun SHINee.

Baca juga: Setahun Jonghyun SHINee Wafat, IU Beri Penghormatan di Konsernya

Para penggemarnya, termasuk penyanyi IU,salah satu sahabat dekat Jonghyun SHINee, memberikan persembahan khusus di konser tunggal. Di konser yang diadakan di Singapura dalam rangka memperingati 10 tahun IU berkarier, lagu ciptaan Jonghyun SHINee ikut diselipkan.

Kematian Jonghyun dikabarkan bunuh diri karena depresi. Meski sudah beberapa kali ditulis, masih saja menjadi pertanyaan besar. Apalagi jika bunuh diri terjadi pada sosok terkenal, orang yang sukses, bahkan sosok yang tidak kita duga seperti anak sekolah yang sedang bersemangat menjalani hidup.

Seperti pernah disebutkan oleh Spesialis Kedokteran Jiwa dari Omni Hospital Tanggerang , Dr Andri, pada kasus-kasus tertentu, bunuh diri disebabkan oleh depresi yang sudah terjadi lama. Sayangnya, melihat mengenali seseorang yang sedang depresi itu tidak sesederhana kita melihatnya. "Seringkali malah mengabaikannya, karena kelihatannya kondisinya biasa-biasa saja," katanya.
Ilustrasi anak depresi/murung. Shutterstock.com
Sosok yang aktif menyuarakan tentang kesehatan jiwa lewat twitter @mbahndi ini pun menambahkan bahwa yang sering terjadi di masyarakat adalah mengabaikan keluhan yang dianggap biasa. Contohnya keluhan soal kehidupan, karier. "Bahkan diam-diam mengagap lebay terhadap orang-orang yang mengeluhkan hal tersebut," katanya.

Padahal, keluhan yang dianggap lebay itu juga sering diungkapkan para anak muda yang masih usia sekolah. Andri pun menegaskan bahwa gejala depresi pada anak usia sekolah tidak selalu dikaitkan dengan kesedihan. "Anak-anak usia sekolah itu malah menampilkan kondisi depresi mereka, misalnya dengan perilaku berbeda. Seperti gampang marah dan sensitif. Ada juga yang merasa sendirian meski temannya banyak atau keluarganya harmonis," katanya.

Apa yang harus dilakukan? Edukasi adalah salah satu hal penting. Sekarang ini, menurut Andri, sudah banyak komunitas yang memberi support untuk mengenali gejala dan melakukan pencegahan bunuh diri, seperti Into The Light.

Terpenting lagi adalah bagaimana stigma atau pendapat kita saat melihat seseorang mengalami gangguan suasana perasaan, seperti depresi atau kecemasan. "Kalau kita anggap normal atau biasa saja, suatu saat, kita akan kehilangan yang bersangkutan," katanya serius. Kasus yang terjadi pada Jonghyun, bisa jadi salah satu pelajaran berharga yang bisa diambil.

Baca juga: Info di Internet Picu Bunuh Diri? Ini Catatan untuk Orang Tua

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

4 hari lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

4 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

4 hari lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

4 hari lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

4 hari lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

4 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

5 hari lalu

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

Keterangan Indra Pratama sebagai pemilik rumah lokasi tewasnya Brigadir RA berbeda dengan keterangan Polda Sulut. Ridhal disebut sebagai ajudan.

Baca Selengkapnya

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

5 hari lalu

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

Brigadir RA yang disebut tewas bunuh diri dalam mobil Alphard selama ini jadi ajudan pengusaha sejak 2021. Tanpa izin dari pimpinan.

Baca Selengkapnya