10 Ancaman Kesehatan Global Versi WHO
Reporter
Tempo.co
Editor
Dini Pramita
Kamis, 17 Januari 2019 14:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengeluarkan rilis 10 ancaman kesehatan global yang akan diperangi selama 2019 ini. Ancaman kesehatan tersebut mulai dari wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, meningkatnya resistensi obat, melonjaknya angka obesitas, hingga penurunan kualitas kesehatan akibat pencemaran lingkungan dan perubahan iklim.
Baca: WHO: Polusi Udara Membunuh 7 Juta Orang per Tahun
Berikut daftarnya
1. Polusi udara
Sembilan dari sepuluh penduduk bumi menghirup udara yang terkontaminasi polusi setiap hari dan WHO menekankan polusi udara sebagai risiko lingkungan terbesar bagi kesehatan. Polutan mikroskopis di udara dapat menembus sistem pernafasan dan peredaran darah, merusak paru-paru, jantung, dan otak, menewaskan 7 juta orang setiap tahun karena kanker, dan penyakit paru-paru. Penyebab utama polusi udara adalah pembakaran bahan bakar fosil.
2. Penyakit tidak menular
Diabetes, kanker, dan penyakit jantung secara kolektif bertanggung jawab atas lebih dari 70 persen kematian di seluruh dunia, termasuk 15 juta orang yang meninggal dunia di berusia 30-69 tahun akibat penyakit tersebut. Lebih dari 85 persen kematian dini akibat penyakit ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ada lima faktor risiko utamanya yaitu penggunaan tembakau, ketidakaktifan fisik fisik, penggunaan alkohol yang berbahaya, diet yang tidak sehat dan polusi udara.
Baca juga: Cegah Kanker, Ini Pesan Penyintas
3. Pandemi influenza
Dunia akan menghadapi pandemi influenza yang lain, yang tidak diketahui kapan akan terjadi dan seberapa parahnya. Strain flu berevolusi dengan cepat di negara-negara berkembang sehingga berpotensi besar mengembangkan pandemi. Setiap tahun, WHO merekomendasikan jenis yang mana yang harus dimasukkan dalam vaksin flu untuk melindungi orang dari flu musiman.
<!--more-->
4. Konflik kemanusiaan
Lebih dari 1,6 miliar orang (22 persen dari populasi global) tinggal di wilayah dengan krisis berlarut-larut. Beberapa di antaranya memiliki kombinasi tantangan seperti kekeringan, kelaparan, konflik, dan layanan kesehatan yang tidak memadai membuat mereka tidak memiliki akses ke perawatan dasar.
5. Resistensi antimikroba
Resistensi antimikroba - kemampuan bakteri, parasit, virus dan jamur untuk melawan obat-obatan ini - mengancam seluruh penduduk bumi tanpa kecuali. Salah satu yang sudah menjadi ancaman di seluruh negara adalah resistensi terhadap obat-obatan TBC. Pada tahun 2017, ditemukan sekitar 600 ribu kasus tuberkulosis resisten terhadap rifampisin - obat yang paling efektif saat ini. Resistensi ini mengancam kita kembali ke masa lalu ketika kita tidak dapat dengan mudah mengobati infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, gonore, dan salmonellosis.
Artikel terkait lainnya: FAO Indonesia Bawa Isu Resistensi Antimikroba di Kanada
6. Ebola dan patogen ancaman tinggi lainnya
Pada 2018, ebola telah menghabisi jutaan nyawa di Republik Demokratik Kongo. WHO telah mengidentifikasi penyakit dan patogen yang berpotensi menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat tetapi tidak memiliki perawatan dan vaksin yang efektif. Yang termasuk dalam daftar pantauan tersebut adalah demam berdarah, Zika, Nipah, coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS).
7. Lemahnya layanan kesehatan primer
Banyak negara tidak memiliki fasilitas perawatan kesehatan primer yang memadai. Kelalaian ini disebabkan kurangnya sumber daya di negara berpenghasilan rendah atau menengah. Sistem kesehatan dengan perawatan kesehatan primer yang kuat diperlukan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.
<!--more-->
8. Antivaksin
Gerakan ini akan membuat pertahanan komunal terhadap suatu penyakit runtuh. Campak, misalnya, telah mengalami peningkatan 30 persen dalam kasus global. Vaksinasi diperlukan untuk menghindari penyakit - saat ini mencegah 2-3 juta kematian per tahun.
9. Dengue
Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang membunuh 20 persen dari pasien penderitanya. Biasanya, penyakit ini mewabah di negara beriklim tropis seperti India, Indonesia, Bangladesh pada musim hujan. Namun, saat ini dengue telah menyebar ke negara beriklim separuh tropis seperti Nepal. Diperkirakan sekitar 40 persen penduduk dunia berisiko terkena demam berdarah dengan 390 juta infeksi per tahun.
Artikel lainnya: Waspada, Demam Berdarah Menyerang Tidak Hanya pada Musim Hujan
10. HIV
Menurut catatan WHO, sekitar satu juta orang meninggal setiap tahun akibat HIV/AIDS. Sejak awal epidemi, lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi, dan sekitar 35 juta orang telah meninggal. Saat ini, sekitar 37 juta di seluruh dunia hidup dengan HIV.