Benarkah Korban Bullying Miliki Kualitas Hidup yang Rendah?

Reporter

Tempo.co

Editor

Diko Oktara

Jumat, 25 Januari 2019 17:50 WIB

Ilustrasi persekusi, bullying. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang pernah mengalami bullying atau pelecehan seksual memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya. Hal ini terungkap dalam sebuah studi baru dari University of Adelaide.

Penelitian yang dipublikasikan di BMC Public Health juga menemukan korban perisakan dan pelecehan seksual lebih mungkin memiliki perilaku berbahaya seperti kecanduan rokok dan pola makan berlebih. “Pengalaman ini memiliki efek jangka panjang pada perilaku berbahaya, depresi dan kualitas hidup,” kata salah satu peneliti, David Gonzalez-Chica.

Baca: Kate Middleton Mengalami Bullying Saat 14 Tahun, Pindah Sekolah

David mengatakan hampir separuh dari semua orang dewasa di Australia pernah mengalami intimidasi dan 10 persen di antaranya mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual. Sebanyak 60-70 persen bentuk pelecehan ini terjadi di masa kanak-kanak atau remaja.

Penelitian ini menyelidiki sekitar 3 ribu warga Australia Selatan yang mengambil bagian dalam wawancara tatap muka menggunakan pertanyaan pelabelan diri untuk mengukur usia, lamanya intimidasi dan kekerasan seksual, serta hasil dari pengalaman itu selama wawancara. Studi ini termasuk peserta dari segala usia, pengaturan perkotaan dan pedesaan dan tingkat sosial ekonomi yang tinggal di Australia Selatan.

Advertising
Advertising

Menurut David Gonzalez, pelecehan dan intimidasi seksual terkait dengan perilaku berbahaya seperti penggunaan antidepresan dan penurunan kualitas hidup. Mereka akan empat kali lebih mungkin menggunakan antidepresan dibandingkan orang yang tidak mengalami intimidasi dan dua kali lebih mungkin mengalami kecanduan rokok. Ia juga menjelaskan mereka yang menderita perisakan dan pelecehan seksual tiga kali lebih mungkin gemar makan berlebih dibandingkan orang lain.

Baca: Kasus Bullying, Ini Pesan Anjasmara untuk Anak-anaknya

Jika seseorang memiliki dua atau lebih hasil yang merugikan seperti ketergantungan merokok, makan berlebih, penggunaan antidepresan, dan kualitas hidup yang lebih rendah, ada kemungkinan 60-85 persen mereka menderita perisakan dan/atau pelecehan seksual. “Berbicara tentang pengalaman intimidasi atau pelecehan seksual dalam wawancara tatap muka sangat rumit karena sifat sensitif dari pertanyaan-pertanyaan ini,” ujar David Gonzalez.

David menuturkan jika seorang dokter menemukan pasien dengan berbagai perilaku berbahaya yang mengalami depresi dan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah, mereka harus mempertimbangkan untuk mengeksplorasi apakah pasien itu adalah korban penindasan dan/atau pelecehan seksual. “Mengidentifikasi penyintas kedua bentuk pelecehan itu penting untuk memberikan dukungan dan mengurangi konsekuensi mental dan fisik yang lebih parah, seperti bunuh diri.”

SCIENCE DAILY

Berita terkait

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

13 jam lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

1 hari lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

1 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

1 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

4 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

8 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

Ketua KPU Hasyim Asy'ari telah dilaporkan ke DKPP atas dugaan asusila terhadap seorang perempuan anggota PPLN. Ini aturan pidana pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

9 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

9 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

10 hari lalu

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

Kontroversi Ketua KPU Hasyim Asy'ari, dari pencalonan Gibran sebagai cawapres hingga skandal wanita emas. terakhir dugaan asusila terhadap PPLN

Baca Selengkapnya

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

11 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya