Hari Kanker Sedunia, Ini 5 Faktor Penyebar Kanker Serviks

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 4 Februari 2019 12:00 WIB

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks menyebar begitu cepat di Indonesia. Salah satu cara untuk menghindari dari penyakit ini adalah dengan vaksinasi dan pemeriksaan rutin. “Sebuah kenyataan yang tidak mengenakkan: Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks (mulut rahim) terbanyak di dunia," kata ginekologi RS Pondok Indah Fitriyadi Kusuma dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 31 Januari 2019.

Baca: Terlalu Lama Duduk, Awas Risiko Kanker dan 3 Masalah Ini

Sebelumnya, pada 4 Februari 2019, diperingati menjadi hari kanker sedunia.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus), terutama tipe 16 dan 18. Biasanya pada tingkat awal, penderita kanker serviks tidak menunjukkan gejala atau keluhan.

Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih. Keputihan yang berulang meski telah diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pasca senggama), kerap menjadi gejala yang dirasakan. Walau begitu, beberapa hal di atas tidak selalu merujuk pada kanker serviks

Fitriyadi melanjutkan penyebab dan kehadiran kanker serviks dapat dideteksi. Terlebih, kanker ini termasuk penyakit yang berkembang lambat. Diperlukan fase yang panjang dari tahap infeksi sampai menjadi kanker.

Advertising
Advertising

HPV memiliki masa inkubasi selama 9 – 12 bulan. Kemudian setelahnya, memasuki fase lesi pra-kanker. Ada tiga sub pada fase ini: Atypical, Low Grade Lession, dan High Grade Lession. "Jika terus berkembang, barulah menjadi kanker. Sampai pada Low Grade Lession, masih ada kemungkinan infeksi HPV menghilang meski tanpa tindakan medis,” kata Fitriyadi.

HPV merupakan virus yang sangat selektif, yang hanya berkembang di lingkungan yang sesuai. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks:

1. Menikah di usia muda (15 – 20 tahun), di mana pada masa ini masih terjadi perubahan sel (metaplasia) di mulut rahim.

2. Berganti-ganti pasangan seksual.

3. Infeksi gonorhea (kencing nanah), sifilis, herpes, atau HIV.

4. Mengonsumsi pil KB kombinasi dapat memicu perkembangan HPV, tapi tidak menyebabkan
timbulnya HPV

5. Kekurangan vitamin C, D, E, asam folat, dan mineral.

Baca: Pria Makan Telur 3 Butir Sepekan Tingkatkan Risiko Kanker Prostat

Untuk mencegah penyakit ini, Fitriyadi mengingatkan masyarakat untuk menggunakan vaksin, serta melakukan skrining dan deteksi dini rutin. Ia mengatakan sebanyak 30 persen kasus kanker serviks dapat disebabkan oleh sub-tipe HPV yang tidak dapat dicegah oleh vaksin tersebut. "Dengan vaksinasi dan pemeriksaan rutin, tak perlu khawatir kanker akan menyerang organ kewanitaan Anda," kata Fitriyadi.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya