TEMPO.CO, Jakarta - Di era teknologi, informasi tentang kesehatan tak hanya bisa didapatkan dari dokter atau buku. Media sosial pun menjadi salah satu sumber informasi yang banyak diserap masyarakat. Tapi perlu diwasapadai, tak semua informasi di media sosial dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Maraknya berita palsu atau hoax kesehatan ini mendorong para ilmuwan di luar negeri membuat studi baru. Hasilnya, 100 berita kesehatan yang paling banyak dibagikan di media sosial pada 2018, tidak kredibel atau berpotensi bahaya. Sementara, dari 10 berita yang dibagikan, tujuh di antaranya berisi informasi salah dan hanya tiga yang memiliki kredibilitas tinggi.
Dikutip dari The Independent, Rabu, 6 Februari 2019, Studi ini diadakan oleh Health Feedback, sebuah jaringan ilmuwan yang didedikasikan untuk meninjau liputan media tentang berita kesehatan dan medis, bekerja sama dengan Credibility Coalition untuk menganalisis artikel kesehatan paling populer.
Kesalahan umumnya terjadi karena interpretasi atau konteks yang tidak tepat. Padahal, sumber yang digunakan umumnya media-media tepercaya seperti Huffington Post, CNN, dan The Guardian. Informasi dari sumber itu ditulis ulang dalam blog gaya hidup, lalu disebar ke media sosial.
Dari penelitian ini, Facebook dinyatakan sebagai sumber terbesar artikel yang tidak akurat. “Sebagian besar penyebarannya difasilitasi oleh Facebook, yang menyumbang 96 persen dari penyebaran 100 artikel teratas, sementara Reddit menyumbang 2 persen dan Twitter 1 persen,” kata para peneliti dalam pernyataannya.
Menurut para peneliti, temuan ini menunjukkan bahwa akan banyak hal yang harus dilakukan untuk membatasi penyebaran berita kesehatan yang tidak akurat.
Sebelumya, Facebook sebelumnya telah mengakui masalah yang tersebar luas dengan berita palsu dan telah menerapkan berbagai metode untuk memberantasnya, termasuk penggunaan pemeriksa fakta pihak ketiga.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
8 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
8 hari lalu
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.