Waspada, Rabies Sulit Terdeteksi Melalui Pemeriksaan Darah

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 5 Maret 2019 15:00 WIB

Petugas Kelurahan Mangga Dua Selatan memberikan vaksin rabies kepada hewan peliharaan di Perkampungan Mangga Dua Selatan Rt 03 / Rw 07, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Januari 2019. Sosialisasi dan pemberian vaksinasi tentang komunikasi informasi dan edukasi tentang rabies diselenggarakan serentak di lima wilayah Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit rabies menyerang sistem saraf pada manusia dan hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, dan kera. Hal itu disebabkan oleh virus rabies. Virus ditularkan melalui air liur hewan penderita rabies melalui gigitan atau luka terbuka.

Baca: Jakarta Kewalahan, Populasi Kucing 30 Ribu Ekor Tahun Ini

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi, mengatakan virus rabies sulit dideteksi melalui pemeriksaan darah. Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari gigitan hewan pembawa rabies.

“Masyarakat harus waspada terhadap gigitan anjing gila karena virus rabies yang ditularkan berjalan melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendiagnosa dini sebelum muncul gejala klinis rabies,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Selasa, 5 Maret 2019 di Jakarta.

Gejala klinis akan muncul setelah virus rabies mencapai susunan saraf pusat dan menginfeksi seluruh neuron terutama di sel-sel limbik, hipotalamus dan batang otak. Penyakit rabies bersifat fatal. Nadia menambahkan apabila seseorang menderita rabies telah menunjukan tanda klinis, seperti gejala radang otak akut (encephalitis) yang diikuti hiperaktivitas, kejang, atau kelumpuhan (paresis/paralisis), dan terjadi koma. Orang yang terkena rabies ini biasanya meninggal karena gagal pernafasan pada hari ke 7 – 10 sejak timbul gejala pertama (onset).

Dokter hewan dari Humane Society International (HSI) menyuntik anti rabies ke anjing peliharaan serta anjing dan kucing liar di komunitas tempat pembuangan sampah di kota Quezon, Filipina, 26 September 2017. AP/Bullit Marquez

Sementara itu, tanda rabies pada hewan sangat bervariasi, antara lain adanya perubahan tingkah laku seperti mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk terhadap pemilik. Hewan juga akan mengalami pica atau memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya. Hewan juga akan mengalami hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, inkoordinasi, kejang-kejang, paralisis atau lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari. Namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat.

“Kasus rabies selalu berakhir dengan kematian baik pada hewan maupun manusia. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya rasa takut dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat,” kata Nadia

Nadia menegaskan masyarakat juga harus mengetahui cara penularan rabies. Ia menjelaskan rabies ditularkan melalui gigitan dan non gigitan. Non gigitan bisa berupa goresan, cakaran dan jilatan pada kulit terbuka atau mukosa oleh hewan yang terinfeksi virus rabies.

Baca: Hari Rabies Sedunia, Kenali dan Hindari Penyakit Ini

Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia melalui kulit yang terbuka atau mukosa namun tidak dapat masuk melalui kulit yang utuh. Kemudian virus rabies bereplikasi dan menjalar dari susunan syaraf perifer ke susunan syaraf pusat. “Di sinilah pentingnya kewaspadaan kita terhadap anjing rabies atau hewan lain pembawa rabies. Karena rabies berdampak fatal pada manusia,” kata Nadia.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

6 hari lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya