Anak Anda Cemas dengan Matematika? Intip Penelitiannya
Reporter
Afrilia Suryanis
Editor
Mitra Tarigan
Senin, 25 Maret 2019 06:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir logis, analitis, dan sistematis. Sayangnya, bagi sebagian siswa, matematika justru menyebabkan timbulnya emosi negatif, seperti takut gagal, yang malah merusak kemampuan mereka. Kondisi ini disebut sebagai kecemasan matematika.
Baca: Olga Ladyzhenskaya, Google Doodle Perempuan Ahli Matematika
Kecemasan matematika adalah perasaan tidak mampu, tegang, atau panik ketika berhadapan dengan operasi dan masalah matematika dalam situasi akademis dan sehari-hari. Salah satu faktor penyebab terjadinya kecemasan matematika adalah metode belajar yang tidak tepat.
Sebuah laporan dari University of Cambridge, Inggris, menggambarkan sifat dan resolusi dari apa yang disebut kecemasan matematika di kalangan siswa. Hasilnya, orang tua dan guru secara tidak sadar memainkan peran dalam perkembangan kondisi ini. Anak perempuan lebih rentan terhadap kecemasan ini daripada anak laki-laki.
"Kecemasan matematika setiap anak mungkin berbeda. Dengan asal dan pemicu yang unik, kami menemukan beberapa masalah umum di antara siswa sekolah dasar dan menengah yang kami wawancarai," kata Denes Szucs, pemimpin penelitian dari Departemen Psikologi, University of Cambridge.
Penelitian dilakukan terhadap 1.700 siswa di Inggris. Hasilnya, mereka merasa matematika lebih sulit daripada mata pelajaran lain. Siswa merujuk pada nilai buruk hasil tes atau perbandingan negatif dengan teman sebaya atau saudara kandung sebagai alasan untuk merasa cemas.
Baca: Intip Lucunya Bill Gates Gunakan Matematika saat Potong Kue
Ketika siswa ditanya peran guru dan orang tua dalam kecemasan matematika, anak-anak usia sekolah dasar sering mengatakan mereka bingung dengan metode pengajaran yang berbeda. Sedangkan bagi siswa sekolah menengah, transisi yang sulit dari sekolah dasar berkontribusi terhadap kecemasan matematika mereka.
Dalam penelitian yang dilakukan tahun lalu, para peneliti menunjukkan bahwa bukan hanya anak-anak dengan kemampuan matematika rendah yang mengalami kecemasan matematika. Ada sekitar 77 persen anak-anak dengan kecemasan matematika tinggi hingga normal malah berprestasi pada saat ujian matematika.
Baca: Intip Lucunya Bill Gates Gunakan Matematika saat Potong Kue
"Karena anak-anak ini berprestasi baik saat ujian, kecemasan matematika mereka tidak diketahui oleh guru dan orang tua mereka yang mungkin hanya melihat kinerja tapi tidak faktor emosionalnya," kata Amy Devine, penulis pertama yang sekarang bekerja untuk Cambridge Assessment English.
SCIENCE DAILY | TECH EXPLORIST | EARTH | AFRILIA SURYANIS | KORAN TEMPO