Tips Bicara Politik dan Pemilu di Depan Generasi Milenial

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 11 April 2019 12:30 WIB

Ilustrasi kotak suara/ logistik Pemilu Kepala Daerah (Pilkada). TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Bicara politik dan pemilu dengan generasi milenial bukan urusan mudah. Anak muda memiliki dunianya sendiri dan tak jarang ada yang memilih menjauh dari urusan politik. Pada hari pencoblosan, Rabu 17 April 2019 mendatang, tercatat ada 14 juta pemilih pemula -yang notabene adalah generasi milenial, yang baru pertama menggunakan hak pilihnya.

Baca: Pemilih Pemula Bingung di Pemilu 2019, Ada Tips dari Najwa Shihab

Lantas bagaimana supaya anak muda tergerak menggunakan hak suara mereka dalam berpolitik dan memilih sesuai dengan kehendak sadarnya? Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi atau Perludem, Titi Anggraini mengatakan hingga kini anak muda masih memandang politik sebagai sesuatu yang sulit, tidak asyik, dan penuh dengan pertengkaran.

Sebab itu, jika ingin membicarakan tentang politik dengan anak muda, perlu bicara dalam bahasa, perspektif, dan konteks di alam pikiran mereka. "Jangan sampai cara kita dalam mendekati dan membumikan politik pemilu dan demokrasi seolah-olah menjadi sesuatu yang eksklusif,” kata Titi Anggraini kepada Tempo pada Senin, 8 April 2019.

Supaya mudah mengkomunikasikan perihal politik kepada generasi milenial, Titi Anggraini mengatakan, Perludem membuat program pintarmemilih.id. Program mendorong pemilih mengenal peserta pemilu, calon legislatif, dan tata cara pemilu. Ada pula roadshow ke sekolah dan kampus untuk menyasar para pemilih muda.

Advertising
Advertising

Titi Anggraini melanjutkan, sejatinya anak muda memiliki minat dan ketertarikan pada urusan politik. Namun terkadang keinginan itu terkubur atau tidak terlalu mengemuka karena diskusi dengan politikus, calon legislatif, dan orang tua, membuat mereka justru tersubordinasi. "Seolah-olah suara mereka tidak penting dan pemahaman mereka tidak perlu didengar," ucapnya.

Baca juga:
Pemilih Pemula Tanpa KTP Bisa Ikut Pemilu dengan Surat Keterangan

Padahal anak muda, menurut Titi Anggraini, harus diajak bicara dengan pemikiran yang setara. “Mereka harus didengar. Kita tidak boleh mengesampingkan dan membuat mereka seolah-olah tidak lebih penting dan tidak lebih paham dari kita,” katanya.

Anak muda yang kritis terhadap politik, Titi Anggraini menambahkan, mampu mengevaluasi pemerintahan dan sikap politikus dengan luar biasa. Semua itu didasarkan pada standar yang baik tentang politikus dan wakil rakyat. "Mungkin karena standar yang baik itu kemudian dibenturkan dengan realitas yang jauh dari bayangan mereka, itu yang membuat anak muda tidak tertarik membicarakan politik, pemilu, dan demokrasi,” tutur Titi Anggraini.

HALIDA BUNGA FISANDRA

Berita terkait

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

3 hari lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

4 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

7 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

7 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

8 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Perludem Sebut MK Masih Jadi Mahkamah Kalkulator

8 hari lalu

Perludem Sebut MK Masih Jadi Mahkamah Kalkulator

Perludem menyatakan bahwa MK masih menjadi 'mahkamah kalkulator' karena putusan sengketa pilpres masih berlandaskan selisih hasil suara.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

12 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya