Vaksinasi Rendah, Kasus Campak Naik 3 Kali Lipat di Seluruh Dunia

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 17 April 2019 11:10 WIB

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya dunia memberantas campak agaknya mengalami kemunduran. Organniasai Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan, dalam tiga bulan pertama 2019, kasus campak di seluruh dunia naik 300 persen atau tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca: Begini Pola Penyebaran Virus Campak

Kenaikan ini bukan hanya terjadi di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah seperti Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Kazakhstan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Madagaskar, Myanmar, Filipina, Sudan, Thailand, dan Ukraina, tapi juga di negara-negara yang pernah disebut sukses memberantas campak berkat vaksinasi.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, dan Tunisia, mengalami wabah campak. WHO menyebut, kondisi ini dipengaruhi oleh masyarakat yang menolak vasinasi atau antivaksin karena informasi yang keliru atau terkait kepercayaan agama.

Kelompok antivaksin dinilai sebagai salah satu ancamana kesehatan global yang dirilis WHO pada awal 2019. Setiap tahun, ada sekitar 2 hingga 3 juta kematian akibat campak bisa dicegah dengan vaksin. Taoi, WHO menyebut angka tersbeut bisa lebih tinggi lagi.

"Menanggapi hal ini, perlu berbagai pendekatan untuk memastikan semua anak mendapatkan vaksin campak mereka tepat waktu, dengan perhatian khusus pada akses, kualitas dan keterjangkauan layanan perawatan primer," kata WHO dalam laporan mereka.

Kasus campak di Amerika Serikat saat ini disebut yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Centers for Disease Control atau CDC mencatat, pada 11 April, ada 555 kasus campak yang dilaporkan pada 2019 atau yang terbanyak sejak 2014. Wabah campak terjadi di beberapa bagian AS, termasuk Pacific Northwest, Michigan, dan New York City.

CDC percaya wabah campak ini disebabkan oleh orang yang bepergian ke negara lain dengan wabah yang signifikan, termasuk Israel, Filipina, dan Ukraina, lalu kembali ke AS dan menginfeksi orang di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah, khususnya komunitas Yahudi Ortodoks.

Campak dianggap telah diberantas di AS pada 2000 berkat vaksin. Tapi, akhir-akhir ini sebagian orang tua memilih tidak memberikan vaksin ke anak-anak mereka karena penyebaran informasi yang salah tentang vaksin.

Pemerintah Filipina mendeklarasikan wabah campak di beberapa wilayah termasuk ibukota Manila. Setidaknya setidaknya ada 70 kematian, terutama anak-anak, dalam periode Januari-Februari 2019. Pada Januari, ada 4.302 kasus campak yang dilaporkan di negara ini, meningkat 122 persen pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini disebut karena jangkauan vaksinasi yang rendah

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI mengungkap ada 24 provinsi jadi wilayah yang berisiko terhadap penularan penyakit campak. Untuk menurunkan mata rantai penularan penyakit campak dan rubella, pemerintah melanjutkan kembali kampanye vaksin MR tahun ini.

Baca: Mengapa Masih Ada Kematian Balita karena Campak?

PEOPLE | THE GUARDIAN

Advertising
Advertising

Berita terkait

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

31 menit lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

23 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

23 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya