TEMPO.CO, Jakarta - Prosedur mempercantik gigi dengan veneer semakin tren di 2019. Banyak selebriti menggunakan cara ini untuk mendapatkan gigi sempurna tanpa harus bersusah payah seperti menggunakan kawat gigi. Sayangnya tak semua gigi dapat dipercantik dengan prosedur veneer.
Dokter spesialis prostodontik dari Surabaya Sandy Aditya mengatakan, beberapa kondisi gigi yang tidak dapat diveneer antara lain gigi berantakan. "(Lebih baik) lakukan perawatan ortodontik. Kalau tidak ada indikasi veneer, (gigi) jangan di-veneer," ujar di Jakarta, Sabtu, 27 April 2019.
Veneer gigi merupakan prosedur medis untuk memperbaiki penampilan gigi dengan menempelkan veneer (lapisan tipis porselen) di bagian depan gigi. Perawatan veneer, lanjut Sandy, dapat dilakukan untuk kondisi gigi patah atau rusak. Selain itu, bentuk gigi runcing atau tidak wajar.
Sandy mengatakan veneer termasuk salah satu jenis perawatan gigi yang berhubungan dengan estetika dan harus tetap memenuhi aspek keselamatan dan kesehatan saat menjalani prosedur itu.
Sementara, dokter spesialis konservasi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Pandjadjaran Irmaleny mengatakan, prosedur veneer tidak bisa dilakukan di sembarang tempat seperti tukang gigi, melainkan harus di dokter gigi. Sebab, sebelum menjalani prosedur ini, dokter harus memastikan kondisi jaringan gigi dan gusi pasiennya. Tukang gigi, lanjut Irma, seringkali tidak paham struktur jaringan gigi.
"Akibatnya kalau enggak pas, (akan terjadi) kelainan sendi. Buka mulut saja susah. Makanan bisa menumpuk dan menyebabkan bau mulut. Lama-lama terjadi periodontitis (infeksi gusi serius yang merusak gusi dan dapat menghancurkan tulang rahang)," tutur Irma.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.