Cerita Penyintas Berjuang Melawan TBC MDR hingga Sembuh

Kamis, 9 Mei 2019 17:50 WIB

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan Tuberkulosis atau TBC biasa, TB MDR atau Tuberkulosis Multidrug-Resistant Tuberculosis adalah jenis TBC yang resisten terhadap manfaat dua obat antituberkulosis yang paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin. Di Indonesia sendiri, terdapat hampir dua ribu kasus TB MDR dari keseluruhan 184.000 pasien TBC.

Baca: Beda Batuk Biasa dengan Gejala TBC, Perhatikan Durasinya

Salah satu orang yang harus menjadi pasien TB MDR ini adalah Paran Sarimita Winarni. Sebenarnya, sejak tahun 2008 silam, ia adalah seorang pasien TBC biasa. Namun sayangnya, dokter yang menanganinya tidak memberi tahu secara detail cara minum obat. Sehingga, tubuhnya pun kebal dengan obat penyembuh dan dinyatakan TB MDR sejak tahun 2011.

“Dulu yang saya rasakan hanya batuk. Saya berobat ke dokter tapi tidak sembuh. Dia cuma bilang obatnya diminum sampai habis tanpa panduan kapan dan dosisnya berapa banyak. Akhirnya pindah dokter dan didiagnosis TB MDR,” katanya dalam acara Upaya Johnson & Johnson dalam Penanggulangan TBC di Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2019.

Pada saat itulah, Paran berada dititik terendah dalam hidupnya. Ia bahkan pernah berpikir untuk bunuh diri karena stigma masyarakat dan repotnya serangkaian pengobatan yang harus dijalaninya.

“Sejak tahu saya kena TB MDR, jujur rasanya mau mati saja. Banyak orang yang takut ketularan. Jadi menjauh dari saya. Dan setiap harinya, saya harus minum 15 pil selama 20 bulan. Ditambah lagi suntik dari hari Senin sampai Jumat. Sudah seperti mayat hidup,” kayanya.

Tapi, ia mengatakan bahwa dirinya mendapat kekuatan saat bertemu dengan teman-teman yang juga menderita TB MDR. Sebab, mereka mengerti betul apa yang sedang dihadapi Paran. “Dulu saya enggak tahu kalau ada komunitas TB MDR. Begitu saya tahu dan bergabung, semangat untuk sembuh langsung naik drastis. Karena disana kita juga bisa saling curhat,” katanya.

Kini, Paran pun berhasil mengalahkan penyakit yang dideritanya itu. Sejak April 2014 silam, dirinya dinyatakan sembuh dari TB MDR. “Saya dapat sertifikat yang tulisannya selamat. Bagi orang biasa, mungkin sertifikat ini hal yang biasa. Tapi bagi ex TB MDR, ini life changing. Saya bahkan memigurakan dan dipampang di rumah,” katanya.

Baca: TBC Mudah Menular, Perlukah Penderita Pisah Alat Makan?

Ia pun berpesan agar masyarakat lebih menjaga gaya hidupnya. Sebab, penyakit TBC tersebut disebabkan oleh gaya hidup yang salah. “Saya suka makan di pinggir jalan. Dan kalau pulang kantor di Cikini ke rumah di Cijantung biasa naik kereta tanpa masker. Karena mobilitas yang tinggi dan makanan yang tidak sehat, saya rentan terkena kuman yang salah satunya TBC. Sekarang saatnya teman-teman untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi baik sebelum terlambat,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

20 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

12 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

12 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

12 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

14 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

15 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

20 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

24 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya