Gerakan Sosial Tanpa Asap dari Kelompok Perindu Sehat

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 Mei 2019 19:18 WIB

Ilustrasi larangan merokok. ChinaFotoPress/Getty Images

Ia menjelaskan, tak ada hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dengan iklan rokok. Karenanya, ia yakin saat mengeluarkan Perda Larangan Iklan Rokok pada 2015. “Hilang Rp 100 miliar tapi yang lain datang.”

Bima mengatakan, banyak cara untuk menolak iklan rokok. Ia memberikan contoh saat menjadi cameo dalam film Galih dan Ratna. “Begitu diputar filmnya, iklannya rokok, langsung saya minta diturunkan iklan film itu di jalanan di Kota Bogor,” tuturnya.

Dengan ketegasan yang diperlihatkannya, kata Bima, KTR menjadi tiga huruf yang sangat diakrabi warga Kota Bogor. “Saya selalu menyiksa para perokok,” ujarnya.

Ia pun berani menerapkan tindak pidana ringan di wilayahnya jika ada yang berani melanggar aturan Kawasan Tanpa Rokok. “Kami punya mobil utk proses tipiring. Tingkat kepatuhannya mencapai 96 persen,” kata dia. “Prinsipnya harus total football, harus holistik.”

Kuncinya, kata Bima Arya, agar regulasi itu benar-benar ditaati secara menyeluruh, berakar pada komitmen dari pimpinan. “Kenapa di Bogor awareness tinggi karena tidak ada pembiaran. Kalo wali kota kepala dinas masih merokok ya gak bisa, sebagai pimpinan ia harus memberikan contoh.”

Bima Arya mengakui, saat muda ia adalah perokok gaul atau bahasa kerennya social smoker. Hingga suatu ketika ayah ibunya meninggal karena kanker. “Ayah menderita kanker getah bening, ibu kanker payudara, yang menurun dari orang tuanya yang juga kanker. Artinya buat saya, ini adalah sebuah ikhtiar untuk hidup panjang,” ujar Bima Arya.

Menurut Bima Arya, warganya miskin karena rokok. “Kalau saya blusukan, penyakitnya aneh-aneh. Maka kesimpulannya adalah lifedata-style yang membuat mereka begitu. Ada juga ASN banyak meninggal. Maka kita mulai dengan menyehatkan birokrasi dulu.”

Bima Arya menjelaskan, mumpung ia masih menjabat, maka dia tidak main-main dalam menerapkan lingkungan sehat. “Saya gak mau lurah merokok. Saya punya hak prerogatif. Habitus itu atau kultur itu penting sekali. Tidak mungkin kita menyetop kultur secara drastis tapi kita bisa membangun generasi baru, anak-anak SD, SMP, SMA yang sehat,” kata dia.

Tak hanya di Kota Bogor, pemerintah Kota Ambon pun bergerak cepat mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok yang bisa berjalan efektif. Mereka memanfaatkan sumber daya dan tradisi yang dimiliki. Misalnya, untuk mengkampanyekan KTR ini, mereka menggunakan sampan untuk menyampaikan pesan sehat ini kepada masyarakat.

Gerak bersama ini patut didukung oleh semua pihak. Tujuannya, saat Indonesia berada di puncak bonus demografi pada 2030, muncul anak-anak generasi emas yang sehat dan benar-benar membawa Indonesia sebagai macan Asia. Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Berita terkait

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

3 hari lalu

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

12 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

22 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

27 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

28 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

31 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

42 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

45 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

56 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

59 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya