Atasi Kebotakan dengan Terapi Plasma Darah, Mau Coba?

Jumat, 12 Juli 2019 05:00 WIB

Ilustrasi pria rambut tipis. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Terapi Platelet Rich Plasma atau PRP sedang heboh diperbincangkan publik. Pasalnya, terapi yang menggunakan plasma darah kaya trombosit ini dipercaya bisa mengatasi kebotakan melalui produk autolog dari tubuh sendiri.

Baca juga: Sering Mengenakan Topi Menyebabkan Kebotakan? Ini Kata Pakar

Caranya, plasma darah yang mengandung konsentrasi platelet atau trombosit yang cukup tinggi akan diambil. Kemudian konsentrat itu disuntikkan ke kepala guna menumbuhkan rambut. Dalam waktu kurang lebih dua bulan, rambut pun akan kembali tumbuh.

Dokter kulit dan kelamin Endi Novianto mengatakan, terapi PRP di setiap rumah sakit atau klinik umumnya menggunakan alat yang sama. Hanya saja, yang menentukan keberhasilannya adalah faktor-faktor pendukung, contohnya tenaga medis. Jadi, jika memutuskan melakukan terapi ini, perlu diperhatikan pengalaman dan latar belakang seperti apa yang dimiliki ahli.

“Pertama kita lihat, siapa yang menangani. Kalau dia dokter atau tenaga medis bersertifikasi, tentu ini adalah hal yang benar untuk melakukan treatment PRP,” katanya di acara klinik ketampanan Men/o/logi dari Zap Clinic di Jakarta pada Kamis, 11 Juli 2019.

Selanjutnya, pilih klinik atau rumah sakit yang telah memiliki standar operasional prosedur atau SOP dan izin untuk melakukan terapi ini. Sebab, tidak sedikit klinik yang menyediakan PRP tanpa lisensi.

“Jangan tergiur dengan harga murah. Yang penting adalah kejelasan prosedur dari klinik atau rumah sakit mengenai terapi PRP agar mendapatkan hasil yang maksimal,” katanya.

Terakhir, Endi menggarisbawahi pentingnya melihat hasil pengambilan darah untuk PRP. Ia mengatakan bahwa sebelum terapi, seseorang akan diambil darahnya untuk pengecekan di laboratorium. Apabila hasil laboratorium menunjukkan PRP dengan nilai yang sama atau bahkan lebih dari jumlah darah, bisa dipastikan bahwa terapi di tempat tersebut kurang direkomendasikan.

Baca juga: Benarkah Pria Botak Rentan Terjangkit Kanker Prostat?

“Jadi takaran PRP harusnya lebih rendah dibandingkan jumlah darah yang diambil. Calon pasien kadang suka terima jadi dan tidak memperhatikan ini. Padahal kalau PRP nilainya sama atau lebih tinggi, bisa jadi dicampur dengan yang lain sehingga bisa menimbulkan komplikasi kesehatan,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Beda Kebotakan yang Biasa Terjadi pada Pria dan Wanita

6 hari lalu

Beda Kebotakan yang Biasa Terjadi pada Pria dan Wanita

Memahami penyebab rambut rontok adalah langkah awal untuk menghentikannya dan mencari perawatan yang pas untuk mencegah kebotakan.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

8 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

9 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

10 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

10 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

25 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

29 hari lalu

Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

Ada tanda-tanda umum sudah waktunya Anda potong rambut, bukan hanya karena sudha terlalu panjang. Berikut di antaranya

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

34 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

37 hari lalu

Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.

Baca Selengkapnya

Praktik Penggundulan Tahanan, Kompolnas: Tak Ada Dasar Hukum, Harus Ada Izin

54 hari lalu

Praktik Penggundulan Tahanan, Kompolnas: Tak Ada Dasar Hukum, Harus Ada Izin

Ketua Kompolnas Benny Mamoto polisi tidak bisa memaksa tahanan untuk digunduli

Baca Selengkapnya