Kanker Prostat Tidak Bergejala, Deteksi Dini di Usia 50 Tahun
Reporter
Antara
Editor
Mitra Tarigan
Senin, 5 Agustus 2019 19:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Agus Rizal Ardy Hariandy mengatakan kanker prostat jika masih berada stadium awal tak memunculkan gejala sehingga sulit dikenali. Gejala atau keluhan mulai muncul saat pasien sudah memasuki stadium lanjut atau saat kanker sudah menyebar ke organ lain, antara lain gangguan berkemih, nyeri pinggang.
Lalu, ada pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan dan nyeri tulang jika kanker sudah menyebar ke tulang. "Stadium awal tidak terlihat gejala, pasien tidak mengalami keluhan seperti gangguan buang air kecil, masalah pinggang," ujar Agus dalam konferensi pers peluncuran Pusat Layanan Prostat Terpadu RSCM di Jakarta, Senin 5 Agustus 2019.
Menurut Kepala Departemen Urologi RSCM Irfan Wahyudi, faktor ketidahtahuan ini menjadikan 50 persen pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. Padahal, pasien yang terdeteksi kanker saat stadium dini memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Peluang ini akan turun sampai menjadi 30 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut. Selain itu, penyebab munculnya kanker pada prostat hingga saat ini belum diketahui para ahli medis.
Oleh karena itu, menurut penting bagi kaum adam melakukan deteksi dini, terutama mereka yang berusia di atas 45 tahun dan memiliki riwayat keluarga terkena kanker prostat dan pria berusia di atas 50 tahun terutama memiliki keluhan berkemih. "Deteksi dini ini mencakup colok dubur untuk meraba prostat, pemeriksaan darah PSA, lalu prosedur biopsi prostat jika ada kecurigaan ke arah kanker," kata Agus.
Untuk membantu mendeteksi kanker dini, saat ini RSCM melalui Pusat Layanan Prostat Terpadu memiliki fasilitas layanan menggunakan teknologi robotik. "Ada 13 ahli urologi. Dari 13 ahli ini ada tiga orang yang mengkhususkan untuk prostat. Ada tiga layanan yakni layanan satu hari untuk evaluasi pasien gangguan prostat untuk menentukan dibiopsi atau tidak, kalau perlu biopsi ada layanan terbaru dengan robotic biopsi," kata Irfan.