Cegah Sesak Napas Akibat Kabut Asap dengan Perbanyak Antioksidan
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 16 September 2019 10:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat yang sudah punya penyakit paru, penderita asma, orang-orang yang sesak napas karena dulunya perokok, orang lanjut usia, orang berpenyakit jantung adalah kelompok rentan yang akan lebih mudah terpengaruh dengan kondisi udara yang buruk akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mereka pun disarankan untuk banyak minum air putih dan makan buah serta sayur yang kaya akan antioksidan.
"Banyak minum air putih, makan makanan yang bersifat antioksidan tinggi, seperti sayuran dan buah berwarna oranye, makan buah jeruk, wortel yang banyak antioksidannya," kata Ketua Pokja Paru Kerja dan Lingkungan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Feni Fitriani Sp.P(K).
Dia menerangkan bahwa asap akibat kebakaran hutan dan lahan mengandung berbagai gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO), karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon Permukaan (O3). Jika seseorang terpajan asap karhutla dalam jangka waktu yang lama, khususnya bila kandungan CO yang tinggi, membuat darah kekurangan oksigen dan akan menyebabkan tubuh lemas hingga pingsan. Menurut Feni, sebisa mungkin masyarakat menghindari pajanan asap karhutla dengan cara membatasi aktivitas di luar rumah. Apabila terpaksa ke luar ruangan, gunakan masker.
"Masker yang ideal N95, tapi setiap masker ada kekurangan kelebihan. Masker N95 perlindungannya bagus kalau dipakai dengan benar, enggak boleh bocor. Selain itu, masker bedah yang hijau itu masih tetap ada efek perlindungan dibanding tidak pakai sama sekali," jelas Feni.
Masyarakat disarankan untuk lebih lama berada di dalam rumah meski kondisi saat ini, bahkan bau asap sudah mulai tercium hingga dalam ruangan. Feni menganjurkan agar tidak memperparah kualitas udara di dalam rumah dengan membakar obat nyamuk ataupun merokok.
"Kalau di dalam rumah juga diatur sedemikian rupa supaya udara luar tidak masuk, diatur sirkulasinya," katanya.
Bagi yang memiliki alat penjernih udara dapat digunakan untuk membantu asap karhutla masuk ke dalam rumah. Alat pendingin ruangan atau AC juga bisa membantu menyejukkan udara di rumah, terlebih ada beberapa tipe AC yang mampu menyaring partikel udara 2,5 (PM2,5).
Masyarakat juga harus memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri agar efek buruk asap karhutla menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Apabila merasa tubuh kurang nyaman, segeralah periksakan di fasilitas kesehatan dan jangan tunggu hingga bertambah buruk.
"Waspada kalau keluhan pernapasan yang dirasakan menetap. Ada yang cuma sebentar, setengah jam, satu jam hilang sendiri, pertahanan tubuh masih bagus. Kalau enggak nyaman dan cenderung bertahan, sebaiknya segera ke fasilitas kesehatan," terang Fenni.