Saran Pakar agar Berat Badan dan Otot Pasien Kanker Tetap Terjaga
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 9 Oktober 2019 08:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketidakseimbangan nutrisi kerap menjadi masalah bagi pasien kanker. Efeknya terlihat dari tubuh yang sangat kurus. Medical Department Kalbe Farma dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi mengatakan, sel kanker menyebabkan peradangan, sementara metabolisme tubuh tinggi dan berdampak pada kebutuhan energi yang tinggi.
Di sisi lain, sitokin tubuh menekan nafsu makan pasien sehingga menyulitkan tubuh mendapatkan asupan yang dibutuhkan.
"Akibatnya tubuh memecah protein dan lemak dari sumber energi cadangan. Pasien akan sangat kurus karena otot hilang dan lemak habis," ujarnya.
Pada pasien kanker, penurunan berat badan bahkan bisa tidak disadari 5 persen
atau lebih dalam enam bulan. "Terutama disertai penurunan massa otot," kata Dedy.
Di sisi lain, ada faktor terapi yang memiliki efek samping berupa mual, ditambah faktor psikis seperti depresi.
Pasien kanker perlu terpenuhi asupan nutisinya, antara lain untuk mencegah dan memperbaiki defisiensi zat gizi, membantu pasien menoleransi terapi, meminimalkan efek samping, dan komplikasi terkait nutrisi. Selain itu, nutrisi berperan untuk membantu mempertahankan berat badan dan kondisi fit, mencegah kerusakan jaringan dan membantu pembentukan jaringan serta melawan infeksi.
Lalu, berapa kebutuhan nutrisi pasien kanker? Mereka membutuhkan kalori 30-35 kkal/kg/BB/hari, protein1,2-2 gram/kg/BB/hari bahkan sampai 2,5 gram/kg/BB/hari. Pasien juga membutuhkan asupan lemak 30-50 persen dari total kebutuhan harian, ditambah asam lemak omega-3.