Pentingnya Dukungan pada Penderita Gangguan Kesehatan Mental

Reporter

Antara

Jumat, 11 Oktober 2019 05:30 WIB

Ilustrasi depresi. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Psikolog dari Metafora Consulting Therapy Training Education Purwokerto, Ketti Murtini, mengingatkan bahwa orang dengan masalah kesehatan mental membutuhkan dukungan lebih dari orang-orang di sekitar.

"Mereka yang sedang dalam masalah kesehatan mental butuh dukungan dan perhatian. Luangkanlah waktu untuk memberikan dukungan awal," katanya.

Dia juga mengingatkan bahwa Hari Kesehatan Mental merupakan momentum tepat untuk memberikan dukungan bagi orang-orang di sekitar yang sedang mengalami gangguan mental.

"Karena itulah himpunan psikologi indonesia (HIMPSI) memiliki gerakan dukungan psikologi awal (DPA) dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat agar bisa memberikan dukungan awal bagi mereka yang sedang dalam masalah kesehatan mental," katanya.

Dia mencontohkan bentuk dukungan bisa dengan meluangkan sedikit waktu untuk menanyakan kabar atau berbicara. "Luangkan sedikit waktu untuk menyapa dan bicara kepadanya, dan tanyakan bagaimana keadaannya lalu coba menawarkan bantuan," sarannya.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan pada saat ini, edukasi kepada masyarakat terkait permasalahan kesehatan mental terus mengalami peningkatan. "Jadi, menurut saya, perhatian pemerintah pada masalah kesehatan jiwa ini sudah terus meningkat, memang edukasinya masih harus terus dilakukan karena orang sakit fisik tiga hari sudah langsung ke dokter tapi orang yang tidak bisa tidur tiga hari belum tentu mendatangi psikolog," katanya.

AP/Kiichiro Sato

Sebelumnya, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Diyah Woro Dwi, mengatakan Hari Kesehatan Mental merupakan momentum bagi pemerintah dan masyarakat secara umum agar bisa memberikan perhatian lebih kepada permasalahan kesehatan mental. Dosen psikologi kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman tersebut mengatakan perhatian terhadap permasalahan kesehatan mental masih perlu ditingkatkan, terutama karena masih adanya stigma atau label negatif di masyarakat mengenai individu dengan permasalahan mental.

"Sebagai contoh keengganan untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater karena kekhawatiran akan adanya label negatif dari masyarakat," katanya.

Sementara itu, masalah kesehatan jiwa kini menjadi salah satu program prioritas Kemenkes dan sudah dimasukkan sebagai indikator keluarga sehat oleh pemerintah. Hal itu disebabkan tren masalah kejiwaan dengan prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk di atas 15 tahun mencapai 9,8 persen atau naik dari 6 persen pada 2013 menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

14 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

2 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

3 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

5 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

8 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

12 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

12 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya