Pentingnya Rutin Cek Tekanan Darah untuk Cegah Stroke

Jumat, 13 Desember 2019 12:45 WIB

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, stroke menempati peringkat ke-2 sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian di seluruh dunia. Para tenaga kesehatan pun sering menghubungkan penyebab stroke dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Sayangnya, masih banyak keluarga pasien hipertensi yang mengeluh tentang ketaatan meminum obat darah tinggi namun tetap mengidap stroke. Spesialis saraf Eka Harmeiwaty mengatakan bahwa ini disebabkan oleh variasi tekanan darah.

“Dalam keseharian tekanan darah bervariasi karena dipengaruhi oleh pola sirkadian. Aktivitas fisik dan keadaan emosional juga akan mempengaruhi variasi tekanan darah,” katanya.

Tak heran, Eka pun mengimbau agar pasien hipertensi melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala. Pengukuran dilakukan sendiri di rumah, yang disebut Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR).

“PTDR sangat mudah dilakukan, apalagi menggunakan alat ukur digital. Selain untuk mengetahui variasi tekanan darah, PTDR sangat berguna untuk menegakkan diagnosis hipertensi, terutama guna mendeteksi hipertensi jas putih atau hipertensi palsu, dan deteksi hipertensi terselubung,” katanya.

Advertising
Advertising

Hipertensi palsu ditandai dengan tingginya tekanan darah pada pengukuran di klinik atau rumah sakit, namun pada hasil PTDR rata-rata tekanan darahnya normal yaitu ≤ 135/85 mm Hg. Sedangkan hipertensi terselubung adalah keadaan tekanan darah normal saat diukur di klinik, namun pemantauan di rumah rata-rata > 135/85 mmHg.

Dalam upaya pencegahan stroke, Eka berharap agar pasien bisa menargetkan tekanan darah pagi hari dengan PTDR adalah < 135/85 mmHg. Pengecekan sendiri, sebaiknya dilakukan pada pagi dan malam hari.

“Pada pagi hari dilakukan 1 jam setelah bangun tidur, pasien telah buang air kecil, sebelum sarapan, dan sebelum minum obat. Bila melakukan olahraga harus beristirahat dulu selama 30 menit,” katanya.

Sedangkan pada malam hari pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum tidur. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal dua kali setiap pemeriksaan dengan interval 1-2 menit.

“Untuk diagnosis hipertensi diambil dari rerata dari hasil pengukuran kedua pemeriksaan dalam waktu minimal 3 hari atau lebih (sangat dianjurkan selama 7 hari) yang berurutan,” jelasnya.

Selama pengukuran, Eka juga meminta agar yang bersangkutan tidak berbicara atau mengobrol dan sangat dianjurkan menggunakan alat pengukur yang tervalidasi.

“Pengukuran dilakukan di lengan, bukan di pergelangan tangan kecuali untuk orang dengan obesitas dan bila tidak tersedia ukuran cuff yang sesuai,” tuturnya.

Berita terkait

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

5 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

9 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

9 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

9 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

10 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

10 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

12 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

16 hari lalu

Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

23 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya