Peneliti Ingatkan Bahaya Bakteri di Mesin Cuci

Reporter

Antara

Kamis, 26 Desember 2019 20:35 WIB

Pekerja mengoperasikan mesin cuci di tempat jasa cuci-setrika pakaian di Jakarta, 23 Juni 2018. Tingginya permintaan mencuci dan menyetrika pakaian saat libur Lebaran membuat berbagai usaha laundry kebanjiran order hingga 50 persen ketimbang hari biasa. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Mesin cuci yang kelihatannya bersih pun ternyata bisa mengandung bakteri. Contohnya penemuan patogen resisten dalam pakaian bayi yang baru lahir di sebuah rumah sakit di Jerman beberapa waktu lalu. Investigator, dalam jurnal Applied and Enviromental Microbiology, seperti dilansir Healthline, menemukan patogen ini di mesin ruang cuci rumah sakit.

Mesin cuci ini biasanya digunakan dalam rumah tangga. Untungnya, bayi-bayi hanya terpapar patogen Klebsiella oxytoca yang resisten tetapi tidak benar-benar terinfeksi, kata para peneliti. Namun, temuan ini memunculkan tanya, jika ada masalah di mesin cuci rumah perlukah konsumen khawatir pada bakteri berbahaya di mesin cuci mereka? Jawabannya beragam.

"Mesin cuci rumah sakit yang terpapar bakteri. Bakteri ini resisten dan bisa menyebabkan infeksi namun masih memerlukan tempat hidup yang tepat. Banyak orang dapat terpapar dengan bakteri yang resistan terhadap obat namun tidak terinfeksi," ujar Dr. Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security di Maryland, Amerika Serikat.

Biasanya, demi menghemat energi, mesin cuci diatur dalam suhu yang lebih rendah, yakni kurang 60 derajat Celsius. Hal ini berarti lebih banyak bakteri yang selamat dari pencucian, menurut Ricarda M. Schmithausen, penulis utama studi dan seorang dokter senior di Institute for Hygiene and Public Public di WHO Collaboration Center di Universitas Bonn, Jerman.

Secara khusus, para peneliti menemukan bakteri tumbuh di segel karet mesin cuci, kemudian menyebar selama siklus bilas yang tidak dipanaskan. Apakah bakteri ini berbahaya? Peneliti mengatakan sebagian besar bakteri bersifat jinak atau bahkan bermanfaat.

Advertising
Advertising

“Bagi yang menggunakan pencucian dengan air dingin atau hangat dan siklus pengeringan pendek yang efisien, beberapa kuman yang kuat akan tertinggal di pakaian, tapi kemungkinan bakteri berbahaya dan resisten dalam mesin cuci, sangat kecil," tutur Dr. Bruce Hirsch, dokter dari North Shore University Hospital di Manhasset, New York.

“Kita semua terpapar bakteri setiap saat tapi tidak sakit. Temuan studi ini menunjukkan perlunya mempertimbangkan pencucian dan pengeringan menggunakan air hangat saat ada anggota keluarga yang dirawat untuk waktu lama," kata Martin Exner dari WHO Collaboration Center.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

10 hari lalu

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

Pakar menjelaskan apa saja yang sebaiknya tak dimasukkan ke dalam mesin cuci karena bisa memperpendek masa pakai peralatan rumah tangga ini.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

21 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Batasi Impor Produk Elektronik Televisi, Mesin Cuci, AC hingga Kulkas

25 hari lalu

Kemenperin Batasi Impor Produk Elektronik Televisi, Mesin Cuci, AC hingga Kulkas

Pengaturan arus impor ini sebagai tindak lanjut arahan Joko Widodo perihal kondisi neraca perdagangan produk elektronik pada 2023 yang defisit.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

34 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

38 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

39 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya