Pentingnya Membatasi Konsumsi Daging, Cek Sebabnya

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 6 Februari 2020 12:30 WIB

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anda suka makan daging? Mulai sekarang pikirkan baik-baik sebelum memakannya.

Penelitian menemukan konsumsi dua porsi daging merah, daging olahan, atau unggas per minggu dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 3-7 persen lebih tinggi. Sedangkan makan dua porsi daging merah atau daging olahan saja per minggu dikaitkan dengan risiko 3 persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian. Hasil penelitian ini diterbitkan JAMA Internal Medicine.

"Ini perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni, bologna, dan daging deli," kata penulis senior Norrina Allen, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine, dilansir Science Daily.

Dia melanjutkan konsumsi daging merah juga secara konsisten dikaitkan dengan masalah kesehatan lain seperti kanker.

"Memodifikasi asupan makanan protein hewani mungkin menjadi strategi penting untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini pada tingkat populasi," imbuh pemimpin penelitian Victor Zhong, asisten profesor ilmu gizi di Cornell.

Temuan baru ini muncul setelah sebuah meta-analisis kontroversial yang diterbitkan November lalu, yang merekomendasikan orang untuk tidak mengurangi jumlah daging merah dan daging olahan yang mereka makan.

"Semua orang menafsirkan bahwa tidak apa-apa makan daging merah, tetapi saya tidak berpikir hal itu didukung fakta sains," kata Allen.

Lantas, apa yang harus dimakan untuk memenuhi kebutuhan protein?

Ikan, makanan laut, dan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan polong-polongan, adalah alternatif yang sangat baik untuk menggantikan daging.

Studi ini menemukan hubungan positif antara asupan daging unggas seperti ayam atau bebek dengan penyakit kardiovaskular. Namun, hasil penelitian sejauh ini tidak cukup untuk membuat rekomendasi yang jelas tentang asupan unggas.

Studi baru dikumpulkan bersama-sama sampel beragam besar dari enam kohort, termasuk data tindak lanjut yang panjang hingga tiga dekade, data diet yang diharmonisasikan untuk mengurangi heterogenitas, menyesuaikan satu set perancu yang komprehensif dan melakukan beberapa analisis sensitivitas.

Penelitian ini melibatkan 29.682 peserta, usia rata-rata 53,7 tahun pada awal, 44,4 persen pria dan 30,7 persen nonkulit putih. Data diet dilaporkan sendiri oleh peserta, yang ditanya daftar panjang tentang apa yang mereka makan untuk tahun atau bulan sebelumnya.

Keterbatasan penelitian ini adalah asupan makanan peserta dinilai satu kali, dan perilaku diet mungkin telah berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, metode memasak tidak dipertimbangkan. Ayam goreng, terutama sumber lemak dalam yang menyumbang asam lemak trans, dan asupan ikan goreng telah dikaitkan secara positif dengan penyakit kronis.

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

3 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

5 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

10 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

15 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memperkirakan konsumsi BBM naik hingga Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

15 hari lalu

Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

Pertamina Patra Niaga konsumsi Pertamax selama mudik Lebaran meningkat 26,3 persen di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

16 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

Pertamina Patra Niaga menyebut kenaikan tertinggi gasoline terjadi pada produk Pertamax Turbo yang mencapai 104 persen.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

18 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Harga Daging Sapi H-1 Lebaran 2024 Capai Rp 150 Ribu per Kilogram

19 hari lalu

Harga Daging Sapi H-1 Lebaran 2024 Capai Rp 150 Ribu per Kilogram

Harga daging sapi meroket H-1 Lebaran di Pasar Palmerah mencapai Rp 150 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya