Jenis Masker yang Disarankan dan Tidak untuk Cegah Virus Corona

Minggu, 1 Maret 2020 05:40 WIB

Keluarga Iran mengenakan masker pelindung untuk mencegah tertular virus corona, saat mereka berdiri di Grand Bazaar di Teheran, Iran 20 Februari 2020. [WANA (Kantor Berita Asia Barat) / Nazanin Tabatabaee via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pencegahan virus corona atau COVID-19 bisa dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga, dan mengelola stres.

Selain itu, menggunakan masker agar tidak terpapar langsung virus juga tak boleh dilupakan. Berbicara tentang masker, kita tentu mengenal tiga jenis yang paling umum, yakni N95, masker katun, dan masker bedah. Tapi manakah yang terbaik untuk mencegah virus corona?

Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Moh. Adib Khumaidi, pun menjelaskannya satu per satu. Untuk masker N95 ini memang sangat baik lantaran bisa memfilter 95 persen virus. Meski demikian, masker jenis ini lebih disarankan untuk dipakai para dokter dan petugas kesehatan.

“Yang masyarakat perlu pahami, penggunaan masker N95 ditujukan untuk dokter dan petugas kesehatan karena mereka yang melakukan kontak langsung, kontak erat dengan pasien. Karena berisiko tinggi, N95 pun lebih disarankan,” katanya dalam media briefing di Jakarta pada Sabtu, 29 Februari 2020.

Sedangkan untuk katun, ini adalah masker yang berbahan kain dan bisa dicuci. Adib mengatakan bahwa masker jenis ini sangat tidak efektif untuk mencegah virus corona sebab memiliki efisiensi anti virus yang rendah.

Advertising
Advertising

“Bahannya juga tebal dan pengap. Jadi, selain tidak bisa menangkal virus, ini juga tidak nyaman digunakan dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Yang terakhir adalah masker bedah. Menurut Adib, ini adalah masker yang paling tepat untuk dipakai masyarakat. Ia menjelaskan masker ini memiliki kemampuan yang kuat untuk mencegah virus, disebabkan oleh tiga lapisan.

“Paling luar waterproof untuk mencegah percikan atau droplets masuk ke masker. Tengah untuk filtrasi dan menahan 90 persen virus. Dalam untuk absorbsi yang lembab dan basah. Ini sudah cukup sekali untuk masyarakat,” tuturnya

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

18 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya