Pakar Ungkap Jam Tidur Tak Teratur Berisiko Diabetes
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 4 Maret 2020 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kurang tidur adalah salah satu faktor risiko dari berbagai masalah kesehatan. Orang yang memiliki jadwal tidur yang tidak teratur disertai dengan jumlah jam tidur yang tidak sama setiap harinya lebih berisiko mengalami masalah kesehatan seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Peneliti Tianyi Huang dari Sekolah kedokteran Harvard di Boston mengatakan selama ini fokus penelitian hanya berfokus pada efek jumlah jam tidur, tetapi bukan pada jadwal tidur setiap harinya.
“Dari penelitian ini kami menunjukkan perbedaan jadwal tidur dan durasi tidur ternyata terkait dengan risiko lebih tinggi mengalami masalah metabolisme,” ujar Huang.
Hasil penelitian Huang dan kawan-kawan menunjukkan jadwal tidur yang tidak teratur memberikan dampak negatif pada kesehatan. Dia menekankan durasi tidur pendek pada malam sebelumnya tidak bisa digantikan dengan memperpanjang durasi tidur pada hari berikutnya.
Peneliti melakukan studi terhadap 2.003 peserta selama satu minggu dengan menggunakan perangkat bernama agtigraf, yang dapat menilai tidur di malam hari, termasuk siklus bangun tidur. Dari seluruh peserta penelitian ditemukan bahwa mereka tidur sekitar 7,15 jam setiap malam dan tidur pada pukul 23.40.
Sekitar 2/3 dari mereka memiliki lebih dari satu jam variasi tidur, dan 45 persen lagi memiliki variasi satu jam dalam jadwal tidur mereka. Sebanyak 707 peserta (35 persen) ternyata mengalami sindrom metabolik atau beberapa jenis kelainan metabolisme lain yang meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti peningkatan tekanan darah, gula darah, lemak, serta kolesterol.
Orang yang memiliki jadwal tidur bervariasi dengan perbedaan 60-90 menit setiap hari lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, yakni 27 persen dari peserta. Sementara itu, risiko menjadi lebih meningkat pada orang yang memiliki perbedaan 90-120 menit variasi dalam durasi tidur, dan melonjak 57 persen pada orang yang tidak teratur jadwal tidur dan durasi tidurnya yakni perbedaannya lebih dari 2 jam sehari.
Studi ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan bagaimana perubahan dalam durasi tidur atau waktu tidur dapat secara langsung menyebabkan sindrom metabolik. Akan tetapi, penelitian ini membuktikan bahwa kesehatan metabolisme berkaitan dengan jam biologis seseorang. Jika kita tidur pada waktu dan jumlah berbeda, jam internal kita mungkin mengalami kesulitan untuk tetap sinkron.