Perlukah Orang Sehat Minum Peningkat Kekebalan Tubuh?

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 28 Maret 2020 16:16 WIB

Ilustrasi suplemen/vitamin. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona atau COVID-19 menyebabkan banyak orang mengonsumsi berbagai suplemen dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tak hanya yang sakit, kini banyak orang sehat yang mengonsumsi suplemen peningkat kekebalan tubuh.

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi Agus Joko Susanto mengatakan sistem imun tubuh manusia sangat kompleks dan terbagi dalam sistem imun inate dan adaptif sehingga akan berada dalam kondisi homeostasis (seimbang) selama tubuh manusia sehat.

Namun, ada saatnya tubuh tidak dapat menormalkan sistem imunnya sendiri. Pada saat itulah dibutuhkan imunomodulator, yaitu zat yang dapat memodulasi (mengubah atau mempengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. Imunomodulator berperan menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator), atau menekan reaksi sistem imun berlebihan (imunosuppressan), dan mengatur sistem imun (imunoregulator).

Menurut Agus, ketiganya saling mengontrol dan saling menyeimbangkan. Apabila jumlah salah satunya rendah, maka jumlah imunomudulator lain akan naik. Begitu pun sebaliknya hingga kondisi tubuh mencapai homeostasis.

“Kekhawatiran sistem imun akan overstimulasi bila diberikan imunostimulan dari luar tidak sepenuhnya benar karena ketiga hal tersebut di atas yang akan mengatur untuk menuju homeostasis,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Agus mengatakan bahwa orang sehat boleh saja mengonsumsi imunomodulator. Adapun kontradiksi konsumsi imunomodulator hanya terjadi pada orang dengan penyakit autoimun (penyintas autoimun). Pada kelompok ini, pemberian imunomodulator tidak dianjurkan.

Lebih lanjut, Agus mengatakan penelitian Echinacea kontradiksi untuk kasus infeksi COVID-19 belum ada sampai saat ini. Menurutnya, terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan antara keduanya. Dia pun memastikan tidak pernah memberikan pernyataan apapun terkait kontradiksi tersebut.

“Mengenai masalah IL-6 sebagai marker, boleh dikatakan belum tentu dipastikan sebagai marker. Karena sifat IL-6 itu unik, yaitu sitokin yang AC-DC. Maksudnya, satu waktu IL-6 bisa sebagai proinflamasi, di saat lain bisa sebagai antiinflamasi. Itulah mengapa sering terjadi ketidaksesuaian hasil penelitian satu dengan yang lainnya bila sebagai marker penelitian,” katanya.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

2 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

5 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

15 hari lalu

10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.

Baca Selengkapnya