4 Kesalahan yang Bisa Memperparah Wabah COVID-19

Selasa, 7 April 2020 13:30 WIB

Ilustrasi masker kain. ANTARA/Anindira Kintara

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tentu berharap agar wabah virus corona segera berakhir. Hal ini pun tentu harus diimbangi dengan beberapa aktivitas yang berguna untuk meminimalkan risiko penularan.

Sayangnya, dalam pengaplikasiannya, tak jarang banyak orang justru melakukan kesalahan. Alhasil, ini pun berakibat fatal dan justru menyebabkan penyebaran COVID-19 tidak kunjung usai.

Agar kebiasaan yang salah itu tak lagi dikerjakan sehingga pasien virus corona semakin menyusut angkanya, profesor penyakit menular di Stanford Medicine, Stanley Deresinski, seperti dilansir dari situs Live Science, pun memberikan edukasinya.

Tidak mengkarantina diri saat sakit
Banyak yang tetap beraktivitas seperti biasa saat sedang sakit. Alasannya pun beragam, termasuk kebutuhan mencari nafkah bagi keluarga. Padahal, mereka yang memiliki gejala flu, batuk, dan demam berisiko tinggi mengidap corona. Sedangkan aktivitas yang mereka kerjakan sangat membahayakan karena bisa menularkan kepada orang-orang di sekitar.

Sesuai dengan imbauan CDC, setiap orang yang sakit diwajibkan untuk mengkarantina diri di rumah selama 14 hari. Penggunaan barang pribadi seperti alat makan dan peralatan mandi juga disarankan agar tidak menularkan ke anggota keluarga. Dengan alasan apapun, pembatasan aktivitas wajib dilakukan karena ini salah satu cara ampuh untuk mencegah meningkatnya jumlah pasien.

Advertising
Advertising

Mempercayai pengobatan alternatif daripada dokter
Tak jarang pasien virus corona memilih untuk menjalani pengobatan alternatif. Mereka juga lebih mempercayai hoaks yang beredar di media sosial dan surat kabar abal-abal. Misalnya, mengkonsumsi bawang putih dan berkumur air hangat bisa membunuh virus.

Padahal, cara benar untuk mengatasi corona adalah cukup mengkarantina diri dan pergi ke dokter. Meski sampai saat ini belum ditemukan penawar untuk Covid-19, para ahli jauh lebih tahu apa yang terbaik. Mereka telah mendapatkan ilmu sesuai standar tenaga kesehatan di seluruh dunia.

Melupakan gaya hidup bersih
Memulai suatu kebiasaan dengan mengerjakan gaya hidup bersih memang bukan suatu hal yang mudah. Namun, CDC sendiri sudah mengatakan aktivitas seperti mencuci tangan, menghindari memegang area wajah, menutup mulut saat bersin, bisa menurunkan risiko penyebaran virus corona.

Tapi, seringkali orang memilih cara instan dengan gaya hidup tidak bersih. Alhasil, bukan corona saja yang berisiko tinggi untuk diidap namun juga berbagai masalah kesehatan lain, seperti diare dan tifus.

Menyetok masker dan peralatan medis
Tahukah Anda bahwa orang-orang yang lebih membutuhkan masker dan peralatan medis lain adalah para petugas kesehatan? Sebab merekalah orang-orang yang paling berisiko tinggi terinfeksi virus corona lantaran menangani banyak pasien positif COVID-19.

Sedangkan kita yang memiliki risiko rendah seharusnya cukup membekali diri dengan pola hidup bersih. Untuk itu, hindari membeli banyak masker dan peralatan medis karena ada yang lebih membutuhkan. Ingat, mereka adalah orang-orang di garda depan yang bertugas untuk menolong sanak saudara kita.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

6 hari lalu

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

Berikut kesalahan-kesalahan saat menggunakan parfum yang dapat mengurangi efektivitas dan bahkan menciptakan kesan negatif.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya