Iklim dan Cuaca Indonesia Bisa Menghambat Virus Corona, tapi...

Rabu, 8 April 2020 22:15 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki keuntungan geografis yang bisa menghambat penyebaran virus corona alias Covid-19. Indonesia, yang berada di sekitar Garis Khatulistiwa, memiliki suhu rata-rata 27- 30 derajat Celcius. Kelembapan udara di Indonesia pun berkisar 70-95 persen. "Temperatur dan kelembapan udara yang tinggi hampir sepanjang hari, kurang mendukung virus Covid-19 bertahan di udara terbuka," kata Dwikorita pada Kulwap yang diinisiasi oleh Aliansi Jurnalis Independen, Selasa 7 April 2020.

Virus corona bisa stabil dan berkembang biak di suhu 1 hingga 10 derajat Celcius dan dengan kelembapan udara antara 40 hingga 50 persen.

Suhu di Jakarta pun seharusnya bisa menghalangi perkembangbiakan virus corona. Pada siang hari, suhu Jakarta bisa mencapai 30 derajat Celcius atau lebih.

Pada musim kemarau yang berlangsung pada April-Agustus 2020, diperkirakan akan terjadi peningkatan suhu dan kelembapan di Indonesia. Saat itu suhu maksimum di siang hari bisa mencapai 36 derajat Celcius. "Kondisi ini menguntungkan Indonesia yang secara alami dapat menghambat perkembangan Covid-19," katanya.

Walau memiliki keuntungan dalam hal tingkat kelembapan udara, mengapa penyebaran virus corona masih terjadi di Ibu Pertiwi? Dwikorita menjelaskan iklim dan cuaca bukan satu-satunya faktor yang mengontrol penyebaran epidemi Covid-19. "Ada pula faktor demografi manusia dan mobilitasnya, ataupun interaksi sosial, serta upaya intervensi kesehatan masyarakat," katanya.

Advertising
Advertising

Ia menilai mobilitas manusia menjadi salah satu faktor pendukung penyebaran virus corona di negeri ini. Menurutnya, hingga akhir Maret 2020 masih banyak orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. "Pembatasan mobilitas orang belum berjalan efektif saat itu," katanya.

Ia pun menyarankan agar upaya pembatasan mobilitas orang dan interaksi sosial secara lebih optimal perlu ditingkatkan. Sehingga faktor cuaca dapat berpengaruh lebih maksimal untuk pengurangan risiko penyebaran wabah Covid-19.

"Jadi apabila upaya pembatasan sosial diterapkan dengan ketat dan efektif, diperkirakan datangnya musim kemarau dapat mendukung upaya mitigasi wabah ini," katanya.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

17 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

1 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

8 hari lalu

BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

Potensi cuaca hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih melingkupi banyak wilayah provinsi di Indonesia pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya