Kejang Demam pada Anak Tak Berbahaya Asal...

Reporter

Antara

Kamis, 9 April 2020 10:10 WIB

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kejang demam pada anak tidak berbahaya bila durasinya di bawah 15 menit. Begitu kata dokter ahli anak Hardiono Pusponegoro.

Hardiono menjelaskan kejang demam disebabkan oleh demam biasa, misalnya setelah anak mendapat imunisasi. Kejang demam hanya terjadi pada anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun. Bila kejang demam masih terjadi di bawah usia 6 bulan dan di atas usia 5 tahun, segera periksakan lebih lanjut ke dokter.

Kecenderungan anak mengalami kejang demam terkait erat dengan faktor genetik. Kejang demam yang tak berbahaya masuk ke dalam jenis kejang demam sederhana. Umumnya, durasi berlangsung di bawah 15 menit dan tidak berulang dalam kurun 24 jam.

"Kejangnya terjadi di dua sisi badan," katanya.

Kejang demam sederhana tidak mengakibatkan kematian atau disabilitas intelektual. Orang tua harus lebih waspada ketika buah hati mengalami kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 15 menit, juga bila kejangnya hanya terjadi di satu sisi tubuh, serta berulang dalam kurun 24 jam.

Advertising
Advertising

Ada juga kejang demam khusus yang berlangsung lebih dari 30 menit. Anak harus mendapat pengobatan bila mengalami kejang demam dan epilepsi secara bergantian. Pada kejang demam di atas 30 menit, ada risiko gangguan memori dan kerusakan minimal di otak tapi tidak permanen. Ketika anak mengalami kejang demam kompleks, periksakan lebih lanjut ke dokter.

Penangangan kejang demam, pertama berilah minuman yang cukup kepada anak agar tidak mengalami dehidrasi sebab demam membuat cairan tubuh berkurang. Kedua, minumlah penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen dengan dosis yang sesuai dengan anak.

"Dosisnya 10-15 mg/kgBB/kali. Kalau berat anak 10 kilogram, kasih 100-150 miligram," jelasnya.

Patut diingat, dalam situasi pandemi lebih baik hanya berikan parasetamol karena ibuprofen tidak disarankan untuk corona. Parasetamol bisa diberikan hingga empat kali sehari karena masa kerjanya hanya enam jam.

Ketiga, turunkan demam anak dengan kompres hangat. Hardiono menepis anggapan bahwa kompres air dingin bisa menurunkan demam. Yang terjadi justru sebaliknya.

Ketika diberi kompres hangat, tubuh akan berpikir suhu di luar tubuh lebih panas sehingga tubuh jadi berkeringat dan panas anak menurun. Seberapa panas kompres penurun demam?

"Beri air hangat yang lebih panas dibandingkan suhu tubuh," katanya.

Memberikan selimut kepada anak boleh-boleh saja. Tapi jangan lupa lepaskan selimutnya ketika tubuh sudah berkeringat.

Pertolongan ketika kejang demam, Hardiono mengatakan 80-90 persen kejang berhenti sendiri di bawah durasi lima menit. Jangan lupa miringkan tubuh anak agar bila muntah, cairannya tak membuatnya tersedak. Longgarkan baju anak dan jangan menahan tubuhnya karena bisa membuat tulang patah.

"Jangan masukkan jari atau sendok ke mulut," dia menegaskan.

Kejang demam bisa diobati dengan obat diazepam yang dimasukkan lewat dubur. Jika dalam waktu lima menit tak kunjung berhenti, ulangi lagi.

"Saat menarik keluar obat, pegang lubang anusnya dan tahan hingga dua menit agar cairan obatnya tidak keluar lagi," imbaunya.

Bila kejang tak kunjung berhenti setelah dua kali memberikan obat, bawa ke rumah sakit.

Apakah ada risiko berulang? Sekali anak mengalami kejang demam, ada risiko 30-35 persen itu akan terulang lagi. Namun risiko anak akan mengalami epilepsi hanya 2-12 persen.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

16 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

19 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

19 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

4 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya