Jaga Kualitas Udara di Rumah selama Pandemi Corona

Reporter

Antara

Kamis, 9 April 2020 10:54 WIB

ilustrasi bersih-bersih rumah (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta -Wabah virus corona memunculkan imbauan untuk tetap tinggal di rumah. Namun ada yang perlu diperhatikan selama di rumah saja.

Udara segar di rumah sangat penting untuk dijaga selama beraktivitas di dalamnya akibat pandemi COVID-19. Dikutip dari The Guardian, berikut beberapa kiat menjaga kualitas udara di rumah selama pandemi.

Buka jendela rumah
Ini adalah solusi yang jelas, tetapi efektif untuk menjaga kualitas udara di rumah. "Udara segar bukan musuh, buka jendela," kata Dr. Appelles Econs, spesialis alergi di Klinik Burghwood.

Menurutnya, menutup jendela sepanjang hari akan memungkinkan bahan kimia dan alergen menumpuk di dalam. Bahkan, jika tinggal di kota yang memiliki polusi udara yang cukup tinggi, Anda harus membuka jendela dari waktu ke waktu.

"Anda tidak ingin terjebak di rumah tanpa ventilasi sepanjang hari," kata Dr. Paul Young dari Universitas Lancaster.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, ia mengatakan membuka jendela di malam hari ketika lalu lintas di luar berkurang bisa menjadi pilihan yang baik.

Tanaman di dalam rumah ternyata kurang efektif
Penelitian oleh NASA pada 1980-an menemukan bahwa tanaman menghilangkan polutan beracun dari udara. Namun, penelitian ini dilakukan di lingkungan tertutup, mirip dengan kondisi di ruang angkasa. Di Bumi, tanaman akan meningkatkan kualitas udara, tetapi tidak terlalu berdampak.

"Tidak ada efek yang berarti pada kualitas udara karena rumah tidak sepenuhnya merupakan lingkungan kedap udara, selalu ada udara yang masuk dari luar," kata Prof. Pawel Wargocki dari Universitas Teknik Denmark.

Minimalkan polutan di rumah
"Saat memasak, pastikan menyalakan kipas ventilator dan jangan merokok di dalam rumah karena asap bisa bertahan lama di dalam," kata Young.

Pertimbangkan material yang digunakan
Lantai kayu, bukan karpet, dapat meningkatkan kualitas udara. "Banyak karpet dibuat tetap segar dengan formaldehida. "Sebagai perbandingan, lantai kayu lebih baik," kata Econs.

Tungau debu dapat hidup dalam perabotan lembut, seperti bantal dan kasur. Butiran feses yang mereka hasilkan dapat memicu gejala seperti alergi.

"Dapatkan penutup matras penghalang yang dapat membantu mencegah tungau debu hidup di kasur," katanya.

Waspadai kelebihan air
Faktor terbesar yang mempengaruhi kualitas udara di rumah tangga Inggris adalah kelembaban dalam ruangan. Minimalkan kelembaban dengan ventilasi. Setelah mandi, hilangkan kelembaban setempat dengan menyeka permukaan dan menyalakan kipas ekstraktor kamar mandi. Dan ketika mencuci pakaian, cobalah mengeringkannya di luar jika memungkinkan atau setidaknya di ruang yang berventilasi baik.

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

5 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

16 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya