3 Mitos Belanja Bahan Makanan Saat Pandemi Corona

Senin, 20 April 2020 15:50 WIB

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona alias Covid-19 sering menyebabkan rasa takut masyarakat untuk belanja di pasar swalayan. Berbagai antisipasi harus dilakukan demi menghambat penyebaran virus corona yang sangat cepat.

Sayangnya ada beberapa informasi yang perlu diluruskan. Terdapat banyak sekali salah paham dan mitos terkait belanja di supermarket. Agar tidak salah langkah, situs Men’s Health dan Healthing pun meluruskan beberapa diantaranya.

  1. Mitos pertama: Virus bisa menempel di permukaan dengan waktu yang lama
    Salah satu kegelisahan masyarakat saat akan belanja bahan makanan di pasar swalayan adalah risiko virus menempel pada belanjaan, lantai, ataupun troli yang digunakan dalam waktu lama.

    Memang, virus memiliki kemungkinan demikian. Namun, profesor kesehatan masyarakat di Muhlenberg College, Chrysan Cronin mengatakan bahwa persentasenya sangat kecil alias 0,01 persen. “Jadi sangat tidak mungkin menyebabkan infeksi. Tak perlu khawatir,” katanya.

  2. Mitos kedua: Meninggalkan belanjaan di mobil bisa membunuh Covid-19
    Beberapa orang mungkin menyarankan Anda untuk meninggalkan belanjaan di dalam mobil selama beberapa hari untuk membatasi penyebaran virus. Cronin mengatakan bahwa belum ada penelitian yang membuktikan bahwa makanan bisa menjadi penyebab penularan virus.

    Tentu pertanyaan tersebut membuktikan bahwa transmisi lewat belanjaan sangat rendah, sehingga membawanya langsung ke rumah tidak akan menjadi masalah. “Tangan yang jelas bisa membawa virus. Jadi setelah berbelanja, mencuci tangan lebih disarankan daripada meninggalkan belanjaan di kendaraan Anda,” katanya.

  3. Mitos ketiga: Membersihkan makanan sebelum disimpan di lemari
    Banyak yang percaya bahwa bahan makanan yang baru dibeli dari swalayan, harus dibersihkan terlebih dahulu. Entah dengan tisu basah atau air mengalir dan sabun, ini diyakini bisa membunuh virus.

    Ahli mikrobiologi dan keamanan pangan di Rutgers University di New Brunswick, Donald W. Schaffner mengatakan bahwa hal tersebut salah. “Apabila ingin melakukan pencegahan, memasak makanan dengan matang dan menyiapkannya dengan tangan bersih lebih baik,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MENSHEALTH | HEALTHING.CA

Berita terkait

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

5 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

18 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya