Kiat Meredam Frustasi karena Terlalu Lama Bekerja dari Rumah

Reporter

Tempo.co

Rabu, 22 April 2020 13:35 WIB

Pedagang saham dari TradeMas Inc. bekerja dari rumah setelah ditutupnya New York Stock Exchange (NYSE) akibat meluasnya virus corona atau Covid-19 di New York City, U26 Maret 2020. REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, Jakarta - Selalu menjaga jarak fisik dan tetap di rumah saja merupakan langkah yang efektif untuk menghambat meluasnya pandemi COVID-19. Namun, bekerja dari rumah atau WFH memberikan dampak yang cukup besar pada kesehatan mental.

Sudah lebih dari sebulan bekerja dari rumah diberlakukan dengan kondisi dan situasi yang monoton di rumah. Ditambah berubahnya aktivitas interaksi dalam mode digital yang membuat kita semakin akrab dengan gawai.

Awareness Transfiguration Facilitator dan Psychotherapist Ferry Fibriandani mengatakan cara komunikasi bisa tergantikan melalui virtual dan menjadi alternatif selama WFH. Namun tak dipungkiri WFH bisa menimbulkan stres dan frustasi.

"Mulai dari gap komunikasi karena 80 persen lebih nonverbal communication, bias antara waktu kerja serta agresi pada ruang personal, dan kurang gerak lantaran kerap duduk di depan layar laptop," jelas Ferry.

Belum lagi, lebih mudah merasa terjebak, kesepian, terasing, hingga depresi di rumah karena opsi bersosialisasi yang terbatas dan terpaksa berhenti berkegiatan yang menjadi bagian dari hidup sehari-hari sebelum pandemi, seperti berolahraga, ngopi, nonton, belanja di mal, dan masih banyak lagi.

Advertising
Advertising

"Tak urung masalah tersebut menimbulkan cemas dan kekhawatiran terkait kondisi keuangan dan masa depan perusahaan atau usaha yang akan memberi dampak secara langsung," ucap pendiri Rumah Remedi ini.

Selama masa di rumah saja tidak hanya masalah personal tetapi juga ada anggota keluarga lain, distraksi dari anggota keluarga seperti anak, orang tua, pasangan, yang membutuhkan perhatian lebih, seperti mendampingi aktivitas sekolah virtual, merawat orang tua yang sakit, memasak dan mengurus rumah tangga.

Memang, keinginan untuk butuh keluar rumah karena stres dan frustasi berada dalam rumah, apalagi sudah lebih dari satu bulan memang cukup mempengaruhi pikiran. Terlebih bila Anda seorang ekstrovert, yang memperoleh energi dari luar saat sedang bersosialisasi.

Salah satu solusi menghadapi ini adalah menggunakan teknik Reframing, memandang dari sudut pandang berbeda yang lebih memberdayakan. Berikut tips yang bisa perlahan dilakukan.

Kondisi darurat
Menanamkan kembali bahwa kondisi ini sangat darurat. Keberadaan kita saat melakukan menjaga jarak fisik adalah memutuskan rantai penyebaran virus, menolong diri sendiri dan orang lain.

Semua mengalami hal yang sama
Menanamkan kembali kesadaran bahwa orang yang ingin kita jumpai pun mengalami kondisi yang sama. Mereka sama-sama dalam kondisi physical distancing demi kebaikan diri dan khalayak ramai. Apalagi jika yang ingin dikunjungi adalah orang yang lebih tua atau memiliki potensi yang lebih riskan apabila terpapar virus. Bantu mereka dengan menjaga jarak fisik dan sosial.

Fokus pada hal yang bisa dikontrol
Kondisi ini membuat kita tidak tahan, namun akan senantiasa berat apabila menghadapi situasi yang di luar kontrol. Kita bisa fokus pada apa yang bisa dikontrol.

Mencoba aktivitas baru
Saat ini kesempatan yang baik untuk memulai belajar keluar dari zona nyaman. Mulai menggali kreativitas untuk mencari aktivitas unik, seru, dan menghibur atau belajar hal baru yang selama ini tidak sempat dilakukan. Misal, belajar memasak, melukis, keterampilan perangkat lunak baru, meracik kopi, menulis jurnal, serta buku, bisa membantu menjadi kompetensi atau keterampilan baru saat kondisi ini selesai.

Beralih ke platform online
Bosan, tidak bisa keluar rumah dan bertemu teman-teman. Kita bisa mulai mengalihkan aspek sosial ke dunia maya. Banyak sekali aplikasi pertemuan video dan rapat online yang bisa dipakai. Arisan dan ngopi online bareng di rumah masing-masing, namun ngobrol dan bercanda dengan teman tetap bisa terjalin. Kegiatan olahraga bareng, misal sesi live untuk yoga atau senam bersama teman-teman.

Hias kamar
Coba untuk tidak di satu lokasi yang sama. Cobalah di sudut-sudut yang berbeda. Hiasi sudut kamar dengan hiasan agar terlihat cantik saat konferensi video, dan paling penting membahagiakan diri.

"Banyak hal yang bisa dilakukan, namun keterampilan reframing, melihat dari sudut pandang berbeda dan memilih respons berbeda akan membantu kita," papar Ferry.

EKA WAHYU

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya