6 Emosi yang Selalu Dimiliki Manusia

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 23 April 2020 20:05 WIB

Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Emosi manusia mempengaruhi bagaimana seseorang memiliki persepsi, dan mempengaruhi pikiran dan tindakan yang dilakukan. Emosi adalah kondisi perasaan yang kompleks karena perubahan fisik dan psikologis. Emosi berkaitan dengan kepribadian, mood, karakter, dan motivasi seseorang.

Ahli psikologi telah mencoba memahami jenis emosi manusia. Salah seorang ahli, Paul Eckman, menyebutkan ada enam macam emosi dasar yang terpaut dalam diri seseorang. Berikut enam emosi tersebut:

1. Emosi bahagia
Emosi bahagia adalah emosi yang mungkin paling dicari banyak orang. Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan senang, ceria, gembira, kepuasan, dan sejahtera.

Ilustrasi wanita bahagia. shutterstock.com

Beberapa cara menunjukkan emosi bahagia adalah dengan ekspresi tersenyum, memiliki bahasa tubuh yang santai. Dalam berbicara, nada suara orang itu pun ceria dan menyenangkan. Kebahagiaan dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang sulit menemukan emosi bahagia akan mudah untuk stres dan depresi, yang juga berujung pada imunitas yang rendah.

2. Emosi sedih
Sedih adalah kondisi emosional yang bercirikan perasaan tak bersemangat, tak tertarik dalam mengerjakan hal apa pun, mood yang murung, kekecewaan, hingga perasaan berduka.

Advertising
Advertising

Orang yang bersedih biasanya akan mengekspresikannya dengan suasana hati yang murung, diri cenderung diam, lesu, suka menarik diri, serta menangis. Kesedihan merupakan emosi yang wajar dirasakan banyak orang. Hanya saja, beberapa individu bisa merasakan kesedihan berkepanjangan.

3. Emosi takut
Saat merasakan adanya indikasi bahaya, seseorang akan merasakan emosi takut dan mengalami respons yang disebut respons fight or flight (melawan atau lari). Takut merupakan emosi yang kuat dan berperan penting dalam dalam pertahanan hidup. Respons fight or flight juga membantu kita menyiapkan diri untuk melawan ancaman tersebut.

<!--more-->

Secara fisik, orang yang ingin menunjukkan emosi takut biasanya dia akan melebarkan mata, atau menarik dagu ke bawah, atau mencoba bersembunyi dari ancaman. Reaksi fisik seperti pernapasan dan detak jantung juga sering menjadi cepat. Rasa takut bisa berkaitan erat dengan kecemasan. Misalnya, orang yang mengidap kecemasan sosial akan merasakan takut dalam menghadapi situasi sosial.

4. Emosi jijik
Jenis emosi lain yang diutarakan oleh Paul Eckman adalah emosi jijik. Rasa jijik timbul bisa dari rasa, pemandangan, atau bau yang tidak menyenangkan. Seseorang juga dapat mengalami kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku yang mereka anggap tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat.

Rasa jijik ditunjukkan orang dengan berbagai cara seperti berpaling dari objek jijik, mual atau muntah, serta kerutan hidung dan bibir atas

5. Emosi marah
Marah juga menjadi emosi yang sering kita tunjukkan. Seperti emosi takut, marah juga menjadi emosi yang bisa berkaitan dengan respons fight or flight. Beberapa ciri fisik bila seseorang marah adalah mengerutkan kening atau melotot, mengambil sikap yang kuat atau berpaling dari seseorang. Nada suara, seperti berbicara kasar atau berteriak juga bisa menjadi tanda seseorang marah. Respons fisiologis, seperti berkeringat atau memerah serta perilaku agresif seperti memukul, menendang, atau melempar benda juga bisa menjadi cara menunjukkan rasa itu.

Marah bisa memberikan efek positif namun juga bisa negatif. Sisi positifnya, misalnya, marah dapat menjadi langkah untuk memperbaiki suatu hubungan karena Anda mampu mengekspresikan kebutuhan terhadap pasangan, keluarga, dan teman dekat. Namun, jika marah diekspresikan berlebihan, marah dapat berubah menjadi kekerasan terhadap orang lain. Marah yang tak dikendalikan juga bisa memicu masalah psikologis dan dapat berbahaya untuk tubuh.

Ilustrasi wanita terkejut. Shutterstock.com

6. Emosi terkejut
Emosi lain yang tak kalah penting dalam diri manusia adalah emosi terkejut. Seperti yang mungkin Anda tahu, seseorang menunjukkan emosi terkejut saat menghadapi momen atau hal yang tak disangka.

Karakter emosi terkejut ciri-cirinya adalah ekspresi wajah, seperti mengangkat alis, melebarkan mata, dan membuka mulut. Secara fisik, orang juga bisa melompat. Secara verbal, orang akan berteriak, menjerit, atau megap-megap.

Emosi terkejut bisa bersifat positif, negatif, atau netral. Seperti ketakutan atau amarah, terkejut juga dapat menjadi respons fight or flight. Orang yang terkejut mungkin akan mengalami kenaikan hormon adrenalin untuk memutuskan apakah ia akan melawan (fight) atau melarikan diri (flight).

Emosi memainkan peran penting dalam cara manusia mengarungi kehidupannya. Misalnya, emosi memengaruhi cara kita berhubungan dengan orang lain dan berperan dalam keputusan yang kita buat. Dengan memahami beberapa jenis emosi yang berbeda, kita bisa memahami lebih dalam tentang bagaimana dampaknya terhadap perilaku, serta mengetahui cara untuk mengendalikannya.

SEHATQ

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

11 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

2 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

2 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

3 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

9 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

9 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

10 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

11 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya