Hipertensi Memperburuk Kondisi Pasien Covid-19, Cek Faktanya

Reporter

Bisnis.com

Senin, 11 Mei 2020 09:34 WIB

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dan pakar kesehatan di seluruh dunia sangat fokus mempelajari virus corona baru, temuan dan pemahaman baru membantu dalam pengelolaan penyakit yang lebih baik, dan juga membuka jalan bagi kemungkinan vaksin yang efektif sesegera mungkin. Dengan berfokus pada gejala dan faktor risiko yang dilaporkan, para peneliti melakukan studi terkait gejala, di mana faktor-faktor seperti obesitas, merokok, diabetes, polusi udara telah dieksplorasi.

Baru-baru ini, para peneliti telah mengeksplorasi hubungan antara Covid-19 dan hipertensi. Tekanan darah adalah kekuatan darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah 120/80 mmHg, dan setiap penyimpangan dari ini dianggap tidak sehat.

Pada dasarnya, tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah meningkat ke tingkat yang tidak sehat dan merupakan masalah kesehatan umum. Hipertensi biasanya berkembang selama beberapa tahun dan mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, bahkan tanpa gejala, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ, terutama otak, jantung, mata, dan ginjal.

Perawatan hipertensi termasuk pengobatan dan perubahan gaya hidup sehat. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk serangan jantung dan stroke.

Adakah hubungan virus corona dengan hipertensi? Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti hipertensi dapat meningkatkan risiko tertular SARS-CoV-2 dan menciptakan komplikasi gejala Covid-19.

Advertising
Advertising

Menurut sebuah penelitian, sekitar 28 persen dari orang yang dirawat dengan Covid-19 menderita hipertensi, di mana para peneliti menambahkan hipertensi sangat sering terjadi pada orang tua, dan orang yang lebih tua tampaknya berisiko tertular virus corona dan mengalami bentuk parah dan komplikasi Covid-19.

Obat yang paling umum diresepkan untuk individu dengan tekanan darah tinggi adalah inhibitor enzim (ACE) dan penghambat reseptor angiotensin (ARB), yang berada di bawah kelompok obat yang disebut renin-angiotensin antagonis-aldosterone system (RAAS).

Obat antagonis adalah zat yang bersifat memblokir. Obat-obatan ini pada gilirannya mengganggu aktivitas pada reseptor yang disebut ACE2, yang membuat virus corona masuk ke paru-paru sehingga memperburuk gejala dan infeksi pada sistem pernapasan.

Obat yang digunakan dalam pengobatan hipertensi telah terbukti meningkatkan jumlah reseptor ACE2, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi pada pasien Covid-19 dengan hipertensi. Selain itu, obat-obatan juga dapat meningkatkan jumlah titik masuk untuk virus.

Obat-obatan secara teoritis dapat meningkatkan pengikatan SARS-CoV-2 ke paru dan efek patofisiologisnya, yang mengarah pada cedera paru yang lebih besar. Penelitian tentang hubungan antara Covid-19 dan hipertensi juga memiliki pandangan yang bertentangan.

Beberapa peneliti menyarankan ARB sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19, sementara beberapa mengusulkan ACE2 terlarut sebagai terapi. Gagasan ini disarankan dengan poin bahwa peningkatan kadar ACE2 dapat membantu membersihkan virus yang ada dalam tubuh pasien karena sifat pengikatannya dan dengan demikian mencegah virus mencapai paru-paru dan organ lain.

Obat-obatan hipertensi dapat mengurangi potensi pengembangan, baik sindrom gangguan pernapasan akut, miokarditis, atau cedera ginjal akut, yang dapat terjadi pada pasien Covid-19. Pengidap Covid-19 yang juga mengalami hipertensi harus melanjutkan pengobatannya karena tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa penghambat ACE atau penggunaan ARB berbahaya atau bermanfaat.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

11 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya