Minyak Kelapa Bisa Basmi Virus Corona, Mitos atau Fakta?

Reporter

Bisnis.com

Senin, 6 Juli 2020 20:00 WIB

Minyak kelapa murni

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu jurnal medis ternama India yakni Journal of Association of Physicians India (JAPI) telah melakukan tinjauan terhadap minyak kelapa dengan fokus pada manfaat imunomodulasi dan kemampuannya untuk melawan mikroba. Shashank Joshi, penulis utama penelitian dan dekan dari Sekolah Kedokteran India mengatakan minyak kelapa memiliki asam laurat, yakni asam lemak jenuh yang dapat disintesis dengan mudah oleh tubuh.

“Orang India mengonsumsi banyak asam lemak jenuh, terutama ghee, yang merupakan sumber lemak tepat yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh,” katanya, seperti dikutip Times of India.

Sebagaimana diketahui, minyak kelapa telah diakui sebagai obat ayurveda selama 4.000 tahun. Ketika dikonsumsi, dia melepaskan asam laurat, yang pada gilirannya akan membentuk monolaurin yang dapat membunuh patogen seperti bakteri, virus, dan jamur.

Covid-19 bukan alasan utama untuk melakukan tinjauan ulang terhadap minyak kelapa, tetapi ini adalah fakta bahwa orang-orang Kerala yang banyak mengonsumsi minyak kelapa telah berhasil melawan penyakit dengan baik,” tandasnya.

Joshi menambahkan bahwa penggunaan minyak kelapa murni juga telah meningkat signifikan di Amerika Serikat dalam beberapa tahun. Hal tersebut terjadi karena kepercayaan pada kekuatan penyembuhan minyak kelapa.

Advertising
Advertising

Kendati demikian, tidak semua dokter yakin minyak kelapa bisa melawan Covid-19. Dokter lain menyebut tidak ada dasar untuk mengatakan bahwa minyak tersebut dapat melindungi diri dari serangan penyakit pandemi saat ini.

Memang telah diketahui minyak kelapa mengandung senyawa dengan sifat antimikroba. Zat ini juga mengandung seng yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Akan tetapi, masih belum diketahui apakah tubuh manusia mampu secara efisien menyerap semua bahan kimia dari minyak itu.

Ada juga perdebatan yang sudah lama berlangsung tentang bagaimana penggunaan minyak kelapa yang menjadi penyebab tingginya penyakit jantung di negara bagian Kerala. Anoop Misra, seorang endokrinolog mengatakan dia akan senang jika minyak kelapa memang terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Akan tetapi, data yang ada saat ini terbatas dan tidak bisa memberikan kepercayaan yang besar.

Sejak pandemi virus corona muncul di India pada Maret 2020, telah terjadi perbincangan tentang penggunaan obat-obatan India dan atau obat alternatif. Otoritas Kesehatan India juga telah menyetujui penggunaan homeopati dan persiapan ayurveda untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

6 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya