Jangan Cemas Sunat Anak kala Pandemi COVID-19, Dokter: Aman

Reporter

Antara

Jumat, 10 Juli 2020 10:03 WIB

ilustrasi Sunat

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah anak RSUI, dr. Tri Hening Rahayatri, mengatakan sirkumsisi atau sunat tetap dapat dilaksanakan dalam kondisi pandemi COVID-19. Menurut Hening, sirkumsisi harus dilakukan di pusat pelayanan kesehatan yang profesional, mumpuni, terstandar, dan mempunyai protokol kesehatan yang jelas untuk mencegah penularan COVID-19.

"Hendaknya untuk setiap RS, klinik, ataupun rumah sunat memastikan keamanan, baik untuk pasien dan tenaga kesehatan yang mengerjakan," kata Tri Hening yang juga staf pengajar Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM.

Ia mengatakan saat ini masih terdapat orang-orang terinfeksi namun tanpa gejala atau kita kenal dengan orang tanpa gejala (OTG) sehingga perlu diwaspadai.

"Sirkumsisi aman bila dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan di fasilitas kesehatan yang memiliki standar tinggi dalam pencegahan COVID-19," katanya.

Dikatakannya, sirkumsisi harus segera dilaksanakan dan tidak dapat ditunda jika terdapat indikasi atau keadaan khusus yang mempengaruhi kesehatan anak.

Advertising
Advertising

“Selama masa pandemi, sebelum dilaksanakan sirkumsisi pasien wajib menjalani rangkaian pencegahan COVID-19 seperti skrining kesehatan, tes cepat, atau tes usap PCR, disesuaikan dengan kondisi pasien,” ujar Hening.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan mengenai berbagai metode khitan yang dapat dilakukan, tergantung pada keahlian masing-masing yang mengerjakannya. Di RSUI sendiri, lebih memilih metode konvensional. Pada teknik konvensional, bisa dilihat apa yang dikerjakan dan harus dipastikan area yang disirkumsisi.

Untuk teknik laser perlu berhati-hati karena dasarnya menggunakan cutter sehingga bisa menyebabkan komplikasi seperti terpotongnya kepala penis dan luka bakar. Di era pandemi, sirkumsisi bisa saja mesti dilakukan untuk pasien dengan COVID-19.

Pada keadaan demikian, RSUI merupakan salah satu RS yang memiliki ruangan khusus dengan tekanan negatif untuk mencegah penularan. Lebih lanjut, COVID-19 disebutkan tidak mempengaruhi penyembuhan luka. Namun, COVID-19 berpengaruh pada kondisi pasien secara keseluruhan. Kesiapan anak, kesiapan orang tua, kesiapan waktu, dan kesiapan menjelang pelaksanaan sirkumsisi sangat penting juga untuk diperhatikan.

Sementara itu, perawat anestesi di ruang operasi RSUI, Ahmad Fauzi, S.Kep, mengatakan kemauan anak, kondisi fisik anak, dan kondisi psikologis wajib untuk dipertimbangkan sebelum sirkumsisi dilaksanakan.

Ia mengatakan orang tua diimbau untuk memfasilitasi kenyamanan anak sebagai salah satu perawatan pascasirkumsisi dengan menyediakan pakaian yang nyaman.

"Mengenai perawatan pasien pasca sirkumsisi, kita perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan bagaimana teknik sirkumsisi yang dilakukan," katanya.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

22 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya