Covid-19 Memicu Tren Gaya Hidup Melakukan Semua Sendiri

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 9 September 2020 22:39 WIB

Ilustrasi urban farming/berkebun di perkotaan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Covid-19 telah menghancurkan sebagian besar ekonomi global, ada sektor lain yang terpacu, seperti konferensi video dan bisnis peralatan rumah tangga. Berbagai jenis kegiatan do-it-yourself, seperti membuat roti, berkebun dan membuat kerajinan, telah berkembang pesat dan tampak prima untuk bertahan setelah pandemi.

Layaknya para petani, pegiat do it yourself mengatasi keterbatasan pada saat lockdown dengan berkarya. Keadaan lockdown memaksa sebagian besar masyarakat yang biasanya berbelanja ke toko ritel, membuat mereka beralih ke barang daur ulang dan bisnis kecil untuk kebutuhan mereka. Orang-orang yang sudah memiliki hobi melakukan semuanya sendiri, mengembangkan keterampilan mereka.

Tynika-Ann Carter, mantan model berusia 24 tahun di Western Cape, Afrika Selatan, beralih ke pertanian dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan pangannya dan dalam upaya untuk menggantikan materialisme dengan sesuatu yang lebih sehat. Karena pandemi, sekarang dia menambahkan hobinya dengan membuat keranjang, menenun dan merenda. "Covid-19 telah memberi saya lebih banyak waktu untuk menggali potensi dan membuat diri saya sepenuhnya fokus pada hal-hal yang saya sukai," katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu 9 September 2020.

Di Washington, Chase Beathard sangat khawatir dengan risiko kekurangan pasokan daging sehingga dia memanfaatkan iklan Craigslist yang menawarkan babi hutan gratis. Sekarang pria 34 tahun itu beternak babi. Seperti para hipster, mereka menetapkan tren baru dan memamerkannya di Instagram. Tapi mereka juga melakukan banyak pekerjaan keras yang berfokus pada kelangsungan hidup. “(Lockdown) membuat kita belajar untuk berbuat lebih banyak untuk diri kita sendiri, untuk menjadi lebih mandiri,” ujar Mary Osirim, seorang profesor sosiologi di Bryn Mawr College.

Etos do-it-yourself ini tidak hanya didorong oleh lebih banyak waktu luang karena lebih sedikit kegiatan di luar rumah, tetapi juga karena kebutuhan. Hipsteading mengakar lebih dalam sepanjang enam bulan terakhir.

Advertising
Advertising

Sekitar tahun 2008 di jalanan Brooklyn, gaya hidup retro hipsters membuka jalan pada tren yang mendunia. Orang-orang membuat sabun, parfum bahkan selai dan acar secara mandiri. Pada masa itu, pasar hasil tani berkembang pesat.

Kemudian datanglah Covid-19 dan resesi global. Kekurangan bahan baku dan kebutuhan untuk berhemat menciptakan lebih banyak pegiat DIY dari sebelumnya. “Saat Anda khawatir pasar tidak akan berfungsi, Anda terlibat dalam lebih banyak aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan makanan Anda sendiri atau apa pun yang paling Anda khawatirkan,” kata Beth Redbird, sosiolog di Northwestern University.

Berita terkait

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

21 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya