Jangan Abaikan Sakit Kepala Berdenyut, Bisa Jadi Gejala Covid-19

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 6 Oktober 2020 19:33 WIB

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti menilai sakit kepala berdenyut-denyut bisa menjadi tanda Covid-19 yang buruk. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology pada 5 Oktober 2020, termasuk survei yang dilakukan di antara 509 pasien virus corona di Rumah Sakit Northwestern Medicine di Chicago, menemukan hampir 38 persen dari pasien tersebut mengalami sakit kepala di beberapa titik selama periode infeksi. Orang-orang lebih mungkin menghadapi gejala neurologis selama perjalanan penyakit mereka

"Ini adalah studi pertama dari jenisnya di Amerika Serikat. Hanya ada dua makalah yang diterbitkan yang menjelaskan prevalensi manifestasi neurologis pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Cina dan Eropa," ujar Igor Koralnik, rekan penulis studi dan dokter yang mengawasi Klinik Neuro Covid-19 di Rumah Sakit Memorial Northwestern, seperti dikutip dari Times of India.

Studi melaporkan hampir 82 persen pasien yang menderita virus corona mengalami gejala neurologis, 43 persen mengalami gejala pada tahap awal sementara 63 persen menghadapi gejala neurologis selama dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu, angka-angka ini menunjukkan sakit kepala adalah salah satu gejala Covid-19 neurologis paling umum, yang mengharuskan penderitanya segera dirawat di rumah sakit.

Penelitian lebih lanjut menyatakan pasien dengan manifestasi neurologis mengalami rawat inap lebih lama. Para peneliti juga menyimpulkan ensefalopati dikaitkan dengan hasil fungsional yang lebih buruk pada pasien rawat inap dengan Covid-19, dan mungkin memiliki efek yang bertahan lama. Ensefalopati adalah istilah umum yang digunakan untuk menekankan pada penyakit otak atau kerusakan.

"Sebanyak 32 persen pasien yang dirawat di rumah sakit akhirnya mengalami perubahan fungsi otak yang menyebabkan sakit kepala," tutur Koralnik.

Advertising
Advertising

Lebih dari dua pertiga pasien yang mengalami kerusakan fungsi otak tidak mampu merawat diri sendiri, bahkan setelah meninggalkan rumah sakit. Di sisi lain, 90 persen pasien yang tidak mengembangkan ensefalopati tidak menghadapi masalah apapun setelah keluar dari rumah sakit.

"Pasien dan dokter perlu menyadari frekuensi tinggi manifestasi neurologis Covid-19 dan tingkat keparahan fungsi mental yang berubah terkait dengan penyakit ini," kata Koralnik.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

2 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

2 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya