Pantau Kepatuhan Protokol Kesehatan, Satgas Covid-19 Luncurkan Ini

Reporter

Antara

Selasa, 27 Oktober 2020 18:56 WIB

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Sudahkah Anda disiplin menjalankann protokol kesehatan, seperti selalu #pakaimasker di luar rumah, #jagajarakhindarikerumunan, dan eajin #cucitanganpakaisabun? Kini, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 sudah punya sistem inovasi Bersama Lawan COVID-19 (BLC) Perubahan Perilaku untuk memantau kepatuhan setiap individu maupun institusi terhadap protokol kesehatan.

"Sebagai salah satu upaya preventif promotif kesehatan dalam penanganan COVID-19, maka diluncurkan inovasi oleh Satgas Penanganan COVID-19 dari bidang data IT dan tim pakar untuk melakukan monitoring perilaku terkait kedisiplinan protokol kesehatan," ujar juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020.

Wiku mengatakan inovasi ini adalah sistem Bersama Lawan COVID-19 (BLC) Perubahan Perilaku yang dirancang untuk menghasilkan data realtime, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi lintas sektor.

Dia menjelaskan melalui sistem ini, petugas dapat memasukkan data terkait pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi pengawasan, secara realtime. Data akan diolah menjadi statistik untuk mengetahui lokasi atau area terbanyak dengan lokasi geografis ditemukannya pelanggaran protokol.

Data akan digunakan untuk optimalisasi pelaksanaan operasi yustisi. Dia menjelaskan salah satu fitur dalam sistem BLC Perubahan Perilaku adalah adanya kuisioner untuk melaporkan adanya kerumunan yang terjadi dan memonitor kepatuhan institusi maupun individu terhadap protokol kesehatan. Fitur ini untuk melihat dan melaporkan kepatuhan individu dan institusi, di mana hasil pelaporan akan berbentuk sebuah dashboard nasional alat navigasi.

Advertising
Advertising

"Ini sudah berjalan sekitar empat minggu dan sudah ada 18.960.212 orang yang dipantau dalam 3.048.380 titik pantau di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Dia mengatakan pemantauan sudah berlangsung di seluruh provinsi dan 495 kabupaten/kota. Melalui dashboard ini bisa diketahui jumlah orang yang dipantau.

"Sistem ini sebenarnya untuk antisipasi supaya virus tidak bisa menular kepada manusia karena apabila kita lihat data kasus yang ada ini akibat kerja virus menularkan. Maka, perubahan perilaku adalah cara kita mengantisipasi sebelum virus yang dapat menular," katanya.

Adapun dalam penggunaan sistem ini Satgas Penanganan COVID-19 dibantu oleh sekitar 95.000 personel TNI dan hampir 200.000 personel Polri. Selain itu juga ada sekitar 17.000 relawan satgas perubahan perilaku yang turut serta. Wiku mengingatkan tidak ada toleransi atas ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Jika sudah ada bukti pelanggaran protokol kesehatan maka akan ditindak tegas," tuturnya.

*Konten ini adalah kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya