Sempat Tutup, JAC Tetap Utamakan Protokol Kesehatan di Masa New Normal

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 16 Desember 2020 19:11 WIB

Jakarta Aesthetic Clinic (JAC)/JAC

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Aesthetic Clinic (JAC) sempat tutup memberikan pelayanannya di masa pandemi ini pada 16 Maret-31 Mei 2020. Namun di masa new normal, JAC menetapkan protokol kesehatan internal yang ketat dalam memberikan pelayanannya. Founder dan Medical Director Jakarta Aesthetic Clinic Olivia Ong mengatakan tenaga medis sampai cleaning service wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level-2 yang lengkap sesuai standar internasional praktik kedokteran estetika selama pandemi Covid-19. Seluruh tim JAC juga wajib melakukan Swab PCR/Antigen per dua pekan sekali.

Tim JAC juga wajib menggunakan APD disposable, penutup kepala, tameng wajah (faceshield), masker KN-95, masker bedah 3 lapis, sarung tangan disposable sampai kaus kaki dan sandal pelindung. “Pasien diharuskan mengisi Formulir Kesehatan Mandiri secara online sehari sebelum kedatangannya juga sudah melakukan konsultasi virtual, sehingga pasien sudah memahami kebutuhan perawatan yang akan diambil. Di klinik, pasien dicek suhu tubuh, didisinfeksi dan wajib mencuci tangan pakai sabun dan melakukan Swab Antigen atau Rapid Test bebas biaya. Kalau hasilnya negatif, pasien langsung diberikan APD,” kata Olivia Ong dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 13 Desember 2020.

JAC juga berkomitmen satu pasien, satu waktu, satu ruangan demi mencegah kontaminasi silang. JAC pun membatasi jumlah pasien yang datang, hanya 20 pasien saja per harinya. Usai praktik pun, seluruh jendela dan pintu dibuka untuk perputaran udara. Seluruh kursi, meja dan peralatan disterilisasi atau didisinfeksi. Seluruh ruangan juga disemprotkan disinfektan untuk memastikan JAC aman untuk digunakan keesokan harinya. Bahkan, JAC memiliki mesin penyaring udara dari virus dan bakteri yang beroperasi selama 24 jam. “Kami berharap pandemi segera usai dan kedepannya JAC ingin berkontribusi dalam pariwisata Indonesia lewat servis kedokteran estetika tanpa bedah yang berkualitas Internasional,” jelas Olivia Ong yang sudah malang melintang di dunia estetika sejak 2008.

Baru-baru ini, JAC berhasil membawa pulang empat penghargaan sekaligus di ajang 5th Golden Record Award (GRA) by Merz Aesthetics. GRA merupakan ajang penghargaan global yang diselenggarakan oleh Merz APAC (Asia Pacific Region) sejak 2016, untuk merayakan pencapaian klinik-klinik estetika unggulan setiap tahunnya. Tahun 2020 yang penuh tantangan ini, menjadi tahun ke-empat bagi JAC menerima penghargaan di empat kategori sekaligus.

Empat penghargaan yang diraih JAC untuk Asia Pacific Region (APAC) adalah APAC award- Winner Highest Achievement Merz Portfolio sebagai Juara I se-Asia Pasifik negara kategori B. Lalu JAC juga meraih Treatment Kombinasi (Ultherapy-Botoks-Filler) terbanyak yang dilakukan sepanjang 2019-2020. Ada pula penghargaan APAC award – 2nd runner up Highest Achievement Ultherapy Transducer sebagai Juara II se-Asia Pasifik negara kategori B. Kemudian penghargaan untuk Perawatan Ultherapy terbanyak yang dilakukan sepanjang 2019-2020.

Advertising
Advertising

Sementara dua penghargaan lain JAC untuk local awards yakni Local awards - Merz Portfolio Highest Achievement sebagai Juara I se-Indonesia untuk Treatment Kombinasi (Ultherapy-Botoks-Filler) terbanyak yang dilakukan sepanjang 2019-2020. Ada pula local awards – Merz Ultherapy Transducer Highest Achievement sebagai Juara I se-Indonesia untuk Treatment Ultherapy terbanyak yang dilakukan sepanjang 2019-2020.

Olivia Ong mengatakan penghargaan ini adalah bukti kerja keras dan niat baik seluruh tim JAC. "Saya sangat mengapresiasi semangat dan kerjasama setiap anggota tim saya secara keseluruhan. Terima kasih untuk para pasien yang telah bersama kami sejak awal, sekarang dan masa depan. JAC ingin mengumandangkan satu statement, jika kita mau maka kita pasti bisa, menembus batas dan mencetak prestasi di dunia untuk Indonesia,” ujar Olivia Ong.

Indonesia sendiri masuk dalam kategori B dan harus berkompetisi dengan negara lain seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, India, Filipina, dan Vietnam. Bahkan dari Indonesia saja, tercatat ada sekitar 50 klinik estetika yang diikutsertakan dalam kompetisi GRA. Penghargaan sebagai juara pertama se-Asia Pasifik dan juara pertama local awards ini, menambah catatan sejarah prestasi JAC yang mewakili Indonesia.

“Selamat kepada JAC untuk prestasi tertinggi yang berhasil diraih di 5th Golden Record Award. Saya turut merayakan kemenangan JAC meski melalui medium virtual ini,” ujar Bob Rhatigan, CEO Merz Aesthetics.

“Dua tahun berturut-turut JAC berhasil mencetak prestasi di GRA. Secara khusus saya ucapkan selamat untuk JAC karena di tengah tantangan global, JAC tetap berjaya, menjadi pemenang di Asia Pacific,” tambah Lawrence Siow, President Asia Pacific Merz Aesthetics.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya